WARTAMU.ID, Humaniora – Menjadi manusia merdeka itu tidak selamanya mudah, kerap kali dapat perlakuan buruk secara zalim jika selalu memilih jalan onak berduri. Manusia merdeka bukan berarti menjadi bebas tanpa aturan, norma dan kaidah agama, melainkan merdeka dari kebodohan, perbudakan, dan kesesatan. Membangun sebuah negeri itu pada dasarnya bukan hanya mutlak pekerjaan pemerintahan semata, melainkan semua elemen dan pihak dapat memberikan kontribusi untuk membangun negerinya dengan jalannya masing-masing selama tidak melanggar konstitusi. Manusia yang merdeka selalu mengedepankan perlawanan atas penjajahan, atas penyesatan dan atas pembodohan yang terjadi melanda sebuah negeri akibat dari nafsu kuasa yang tak dapat untuk menahan diri. Kemerdekaan yang didapatkan selalu dengan cara jalan perjuangan yang berat mengorbankan darah, nyawa dan air mata. Sebuah Kemerdekaan itu harus disyukuri bagi generasi penikmat dan pelanjut, akan tetapi sebuah Kemerdekaan merupakan jihad tumpah darah yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan dalam perlawanan melawan musuh penjajahan. Tanah air yang diperjuangkan ini merupakan anugerah terbesar, sehingga sebagai anak bangsa wajib pula lah untuk merawat dan membangun nya dengan kemajuan.
Tugas pekerjaan kemerdekaan Indonesia secara umum dapat dilakukan oleh siapa saja termasuk persyarikatan Muhammadiyah ini. Bila ada manusia merdeka, maka ada pula ormas merdeka atau organisasi merdeka dalam alur perjuangannya. Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah islam yang berkemajuan senantiasa berupaya untuk terus memajukan negeri ini dengan kekuatan iman dan ilmu yang seimbang. Membangun bangsa bila hanya dengan ilmu saja tidak cukup, bila hanya dengan iman saja tidak tepat, akan tetapi dengan dasar iman dan ilmu yang benar. Muhammadiyah ormas merdeka dalam arti setiap langkah yang dilakukan senantiasa tidak lepas dari sumber rujukan utama yakni Al Qur’an dan As Sunnah Maqbullah sebagai pegangan dasar kuat. Kemudian dalam hal kebangsaan tak lepas juga dengan pancasila, Undang-Undang dasar, jiwa NKRI dan semangat bhineka tunggal ika. Bahkan sebelum lahirnya Indonesia, Muhammadiyah telah memerdekakan para santrinya dan anggotanya dalam keterpurukukan dan ketertinggalan umat islam kala itu yang masing kalah jauh dengan penjajah kolonialisme. Pentingnya menjaga independensi dari segala pengaruh apapun, meskipun juga biasa dapat bekerja sama dengan siapa saja dalam kemaslahatan bukan dalam kemafsadatan tentunya.
Muhammadiyah memerdekakan manusia dari segala penjajahan, penyesatan dan pembodohan yang selama ini menjadi penyakit rakyat serta umat. Hal itulah yang mengakibatkan kemunduran dan kejumudan, sehingga Muhammadiyah berusaha membangun peradaban melalui dakwah lewat wadah organisasi pembaharuan. Makna Muhammadiyah memerdekakan manusia itu termasuk dalam semangat pembaharuan dan semangat kemajuan dalam beragama maupun berkehidupan sosial masyarakat. Muhammadiyah yang merupakan organisasi tentu telah merdeka, hanya saja warga Muhammadiyah sebagai manusia yang beragam tentu masih ada yang terkukung, terpenjara dan terjajah pola pikirnya. Sehingga memerdekakan manusia secara umum dan juga memerdekakan warga jamaah Muhammadiyah secara khusus adalah jalan dakwah pencerahan yang terus menggerakkan dalam pemberdayaan. Semangat berislam nya tidak hanya sebatas menikmati romantisme kejayaan islam semata, melainkan semangat beramal praktis nyata untuk kembali berjaya seperti dalam sejarah peradaban islam terdahulu nya. Itulah yang membuat Muhammadiyah akan terus berjuang memerdekakan manusia dari kebodohan, kemiskinan, kekafiran, kezoliman, kesesatan dan seterusnya kepada jalan Allah azza wa jalla.
Dalam perjalanannya Muhammadiyah telah memerdekakan manusia termasuk ketika umat muslim kala itu masih jumud akibat maraknya TBC dalam beragama. Ditambah lagi pendidikan hanya dinikmati oleh kelas ningrat serta sektor kesehatan hanya dimiliki oleh pemerintah kolonialis semata. Beberapa tokoh Muhammadiyah terdahulu juga banyak ikut andil dalam memerdekakan bangsa ini, sehingga Muhammadiyah dan Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan antar keduanya walau hari ini banyak kelompok orang yang skeptis terhadap kemajuan ormas islam. Jalan kemerdekaan dalam Islam juga sejatinya adalah merdeka dari hawa nafsu syaitoni dan nafsu hewani yang cenderung tidak menggunakan akal, iman dan ilmu. Muhammadiyah juga selalu mengajarkan kepada kadernya agar terus merdeka tanpa harus ketergantungan dalam hal apapun yang mempengaruhi sikap ideologi Muhammadiyah. Karena pada dasarnya manusia itu setiap hari tidak merdeka akibat dari hawa nafsu yang begitu besar menggelora jiwa. Sangat penting berada dalam lingkungan yang soleh, agar sebagai manusia tetap merdeka khususnya dari belenggu setan yang terkutuk.
Rasulullah pun telah memerdekakan umat manusia bangsa Arab dari sistem jahiliyah yakni kebodohan dalam beragama. Era itu bukan berarti tertinggal, melainkan kemajuan dan teknologi sesuai zamannya membuat peradaban yang hanya tidak ada sebuah pencerahan Islamiyah khususnya dalam tauhid mengesakan Allah yang maha satu. Tantangan dan cobaan untuk memerdekakan manusia itu sangat berat, bahkan dalam beberapa literatur yang berusaha memerdekakan selalu dianggap kelompok yang berlawanan dengan cara memberontak, padahal justru melawan sikap semena-semena terhadap manusia. Muhammadiyah akan terus memerdekakan manusia dari masa ke masa seusai dengan kemampuannya, meskipun tidak sebesar segala apa yang ada dalam pemerintahan. Memerdekakan manusia dari segala keterpurukukan, ketertindasan dan kebodohan adalah jalan jihad dakwah yang sangat substantif untuk kemaslahatan hidup manusia. Jika pada pendahulu slogan nya merdeka atau mati, maka bagi para generasi penikmat dan penerus kemerdekaan harus selalu mengedepankan slogan merdeka dan sejahtera sesuai norma agama yang berketuhanan yang maha esa. Semoga Allah senantiasa melindungi negeri ini dan dinaikkan atau dijadikannya para pemimpin amanah yang mewujudkan keadilan soal bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian bangsa Indonesia senantiasa mendapat rahmat dan ampunan serta keberkahan bagi tanah air yang subur ini, demi tegak nya keadilan yang berketuhanan pada yang maha esa lagi kuasa.
Oleh : As’ad Bukhari, S.Sos., MA
(Analis Intelektual Muhammadiyah Islam Berkemajuan)