WARTAMU.ID, Bandung – Bertempat di Gedung Budaya Sabilulungan Soreang, Muktamar XIV Nasyiatul Aisyiyah secara resmi dibuka, Sabtu (3/12/2022).
Hadir secara langsung pada acara pembukaan, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini, Ketua Umum Organisasi Otonom tingkat pusat, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, SKPD/OPD Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung, serta para rektor dan pimpinan AUM yang telah mendukung penyelenggaraan Muktamar Nasyiatul Aisyiyah.
Tak lupa hadir juga pada acara pembukaan Muktamar, tamu undangan, para peserta dan penggembira yang datang dari seluruh provinsi di Indonesia.
Sebelum pembukaan dimulai para hadirin dihibur dengan penampilan Tapak Suci Putera Muhammadiyah dari Pimwil VII Tapak Suci Jawa Barat, Paduan Suara kolaborasi Universitas Muhammadiyah Bandung dan Universitas Aisyiyah Bandung, penampilan Tari Saman dari ‘Aisyiyah Boarding School Bandung, serta Tari Penyambutan dan Orkestra SMK Muhammadiyah 1 Cikampek.
Ketua PWNA Jawa Barat selaku Ketua Panitia OC di awal pembukaan Muktamar menyampaikan terimakasih dan selamat datang kepada para tamu undangan, peserta, dan para penggembira yang sudah berkenan hadir.
“Kami ucapkan terimakasih kepada PPNA yang sudah mempercayai kami PWNA Jawa Barat selaku tuan rumah Muktamar kali ini. Dengan persiapan yang cukup panjang sejak sebelum pandemi, kegiatan Muktamar dapat kami siapkan secara efektif,” ucap Dewi.
Dalam sambutan pertama, Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah, menyampaikan terimakasih kepada seluruh peserta dan tamu undangan yang sudah hadir pada pembukaan.
Diyah juga menyampaikan bahwa penggembira Muktamar XIV Nasyiatul Aisyiyah selain kader-kader NA, juga terdapat para suami dan anak yang ikut menyertai.
“Pada Muktamar ke XIV ini Nasyiatul Aisyiyah mengambil tema Memajukan Perempuan Menguatkan Peradaban sebagai wujud upaya menjawab tantangan zaman. Pemilihan tema ini selaras dengan spirit bangsa, dan Nasyiatul Aisyiyah berkomitmen untuk ikut membangun peradaban Indonesia,” ucap Diyah.
Ia menambahkan bahwa pada periode ini Nasyiatul Aisyiyah dapat menyelenggarakan berbagai program, di antaranya : Pashmina (Posyandu Remaja), Samara Course, Family Learning Center, BUANA, dan kegiatan lainnya dalam rangka menguatkan perempuan pada sisi perekonomian, pendidikan dan politik.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam sambutan yang dibacakan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan terimakasih kepada keluarga besar Muhammadiyah, khususnya Nasyiatul Aisyiyah.
“Perempuan harus berjalan beriringan dengan perkembangan zaman,” ucap Yaqut membacakan pidato Presiden RI.
Presiden Joko Widodo juga menyampaikan dalam sambutannya bahwa dalam rangka menguatkan peradaban banyak aspek yang perlu disentuh, seperti pendidikan, ekonomi, budaya, dsb.
“Membangun peradaban bangsa bukan hanya tugas elit politik, melainkan tugas semua pihak baik laki-laki maupun perempuan. Lantas, di mana posisi Nasyiatul Aisyiyah? Saya yakin dengan ketajaman pembacaan Nasyiatul Aisyiyah dalam melihat problematika bangsa ini, Nasyiatul Aisyiyah mampu menghasilkan keputusan dan program-program yang solutif pada Muktamar XIV kali ini,” pungkas Yaqut mengakhiri pidato Presiden RI.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir sekaligus membuka Muktamar XIV Nasyiatul Aisyiyah.
Dalam sambutannya Haedar menyampaikan selamat kepada Nasyiatul Aisyiyah yang setelah tertunda dua tahun akhirnya dapat menyelenggarakan Muktamar.
“Bagi Nasyiah saya percaya bahwa Muktamar ini akan seperti Muktamar induknya di Surakarta. Muktamar yang bermarwah, yang uswah hasanah, dan berkemajuan. Dan itu bukan etalase yang hadir di Surakarta maupun yang di Soreang ini, tetapi cermin Muhammadiyah, ‘Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah dan keluarga besar Muhammadiyah yang tentu akan menjadi contoh bagi bangsa Indonesia yang tahun 2024 akan “bermuktamar” yakni Pemilu 2024,” ucap Haedar.
Haedar juga menyampaikan bahwa semangat kader Muhammadiyah harus ditingkatkan. Ia mengistilahkan semangat para kader ini sebagai semangat sabilulungan.
“Sabilulungan itu kata orang sunda ka cai jadi saleuwi ka darat jadi salebak hirup guyub sa uyungan sauyu sabilulungan. Bahasa Nasyiatul Aisyiyahnya bersatu di dalam Nasyiah. Bahasa nasionalnya persatuan Indonesia dan gotong royong. Bahasa Al-Qur’annya _ta’awanu ‘alal birri wa taqa, wa laa ta’awanu ‘alal itsmi wal ‘udwan,_” ucap Haedar.
Ia juga menyampaikan bahwa persatuan dan gotong royong ini yang kemudian mengikat seluruh komponen Muhammadiyah di dalam persyarikatan.
“Dalam keragaman kita bersyirkah, juga dalam kehidupan umat dan bangsa. Bangsa ini bisa bersatu karena seluruh komponen bangsa memiliki semangat sabilulungan, semangat ukhuwah, semangat gotong royong,” imbuhnya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah dalam sambutannya juga mengingatkan para kader Nasyiatul Aisyiyah untuk terus bersemangat dan melanjutkan perjuangan para pendahulu. Haedar menyebutkan beberapa nama, seperti Siti Bariyah, Siti Badilah, Siti Walidah, Siti Munjiyah, Siti Hayyinah, Siti Umniyah, Siti Aisyah, Siti Wasilah, dan Siti Zuhriyah.
Acara dilanjutkan dengan pemberian rompi dan vandel program Eco-Bhineka Nasyiatul Aisyiyah kepada Ketua Umum PP Muhammadiyah, Menteri Agama, Ketua PWM Jawa Barat dan Ketua PWNA Jawa Barat.