Museum Muhammadiyah Talk’s: Menggali Sejarah dan Masa Depan Muhammadiyah di Yogyakarta

Museum Muhammadiyah diharapkan dapat terus berkembang menjadi pusat edukasi, penelitian, dan wisata sejarah yang menarik bagi masyarakat luas

WARTAMU.ID, Bantul – Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah menggelar acara bertajuk Museum Muhammadiyah Talk’s “Museum Muhammadiyah dari Muhammadiyah untuk Indonesia” pada Kamis, 19 September 2024. Acara ini berlangsung di Museum Muhammadiyah yang terletak di kompleks Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Tamanan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Museum ini berfungsi sebagai tempat pelestarian sejarah dan menjadi pusat edukasi bagi masyarakat mengenai kiprah Muhammadiyah.

Acara yang diadakan pada pukul 14.00 hingga 18.00 WIB ini dihadiri oleh berbagai kalangan. Beberapa di antaranya adalah Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah, Lembaga Budaya, Seni, dan Olahraga PP ’Aisyiyah, Majelis PAUD Dikdasmen PP ‘Aisyiyah, Majelis Pustaka dan Informasi PWM DIY, serta tokoh-tokoh penting lainnya seperti Rektor UAD, H. Azman Latif, Ketua Pembina Harian UAD, dan perwakilan Dinas Kebudayaan DIY dan Bantul. Turut hadir juga MPI PDM Sleman yang diwakili oleh Arief Hartanto dan Dr. Sutipyo R. S.Ag.

Dalam sambutannya, Affan Kurniawan, ST, MT, selaku Kepala Museum Muhammadiyah sekaligus Ketua MPI PWM DIY, menuturkan bahwa museum ini didirikan untuk merawat dan merekonstruksi sejarah Muhammadiyah agar menjadi memori kolektif umat Islam dan bangsa Indonesia. Menurutnya, Museum Muhammadiyah bukan hanya sebagai tempat penyimpanan artefak, tetapi juga menjadi ruang edukasi dan pariwisata yang dapat menanamkan nilai-nilai luhur Muhammadiyah kepada pengunjung.

Museum Muhammadiyah, yang berdiri sejak 14 November 2022, dibangun dengan berbagai tantangan, termasuk pada masa pandemi Covid-19. Namun, perjuangan tersebut berhasil diwujudkan dan museum ini menjadi salah satu simbol penyambutan pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah di Solo pada tahun yang sama.

Prof. Muclhas MT, Rektor UAD dan Ketua MPI PP Muhammadiyah, dalam sambutannya juga menekankan bahwa museum ini memiliki fungsi penting dalam memberikan informasi dan tafsir yang benar mengenai Muhammadiyah. Ia menjelaskan bahwa selama ini, banyak terjadi salah tafsir terhadap sejarah Muhammadiyah, dan museum ini diharapkan dapat meluruskan serta menjelaskan peran Muhammadiyah dalam sejarah perjuangan Indonesia.

Pada lantai pertama museum, pengunjung dapat melihat berbagai koleksi yang menggambarkan peran Muhammadiyah sejak berdirinya hingga masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Walaupun Muhammadiyah tidak kaya akan artefak fisik, museum ini menggunakan pendekatan sebagai “museum gerakan” yang lebih menekankan pada ideologi dan kontribusi Muhammadiyah terhadap bangsa.

Museum ini juga dirancang agar menarik bagi generasi muda, dengan adanya “instagramable spots” dan informasi bahwa Aisyiyah menjadi gerakan perempuan pertama yang mengadakan kongres perempuan di Indonesia. Pada acara tersebut, venue lantai 3 dan 4 yang berisi perjuangan Muhammadiyah masa kini dan tantangan di masa depan juga turut diresmikan.

Setelah peresmian, acara dilanjutkan dengan diskusi bersama narasumber seperti Widiyastuti, S.S., M.Hum, dari MPI PP Muhammadiyah, dan Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A, serta Ria Putri Palupijati. Dian Lakshmi Pratiwi menyampaikan bahwa meskipun Museum Muhammadiyah merupakan museum termuda di Yogyakarta, dengan menjadi museum ke-42, museum ini memiliki potensi besar karena dukungan sumber daya manusia yang handal dan keberadaan Yogyakarta sebagai pusat lahirnya Muhammadiyah.

Dian juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas museum melalui penyampaian pesan yang terkandung dalam koleksi yang dipamerkan. Para edukator museum berperan penting dalam menyampaikan informasi dan nilai-nilai sejarah Muhammadiyah dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh pengunjung.

Museum Muhammadiyah diharapkan dapat terus berkembang menjadi pusat edukasi, penelitian, dan wisata sejarah yang menarik bagi masyarakat luas, khususnya generasi muda, serta menjadi sarana untuk menjaga nilai-nilai luhur yang telah diperjuangkan Muhammadiyah bagi Indonesia.