WARTAMU.ID, Humanoira – Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia yang sangat memiliki kecintaan dan kepedulian secara otentik serta nasionalis-fundamentalis tentu menginginkan negeri ini sejahtera lagi makmur. Hal itu dengan cara negara harus berdikari dan mandiri tidak memiliki ketergantungan kepada asing yang terus membuat negeri ini seolah kehilangan jati diri dan kemandiriannya. Sangat disayangkan bila hasil cipta karya dan apapun itu yang dihasilkan dari tanah sendiri, anak bangsa sendiri dan kekayaan sendiri bila tidak kembali dimanfaatkan serta dipergunakan oleh bangsa itu sendiri. Tentu menjadi menyedihkan bila semua hasilnya, uangnya dan kekayaannya justru malah keluar dari negerinya sendiri namun negerinya sendiri masih sangat membutuhkan sekaligus menjadi kebutuhan pokok lagi mendasar. Tentu ada cara berpikir yang salah, keberanian yang menghilang, lingkar mafia yang terputuskan, konspirasi yang tak terbendung, penjajahan yang dibebaskan serta jadi diri yang tergadaikan.
Sudah sering kali negara ini dinilai sebagai negeri yang kaya lagi makmur serta subur penuh sumber daya alam bahkan mungkin sumber daya manusia yang juga tidak kalah pentingnya sebab semakin maju. Namun semua itu hanyalah bagaikan lebel semata yang di bungkus dengan kemasan yang sangat indah akan tetapi menjual atau ternyata isinya kosong sebab telah dieksplitasi oleh asing. Berbagai macam asumsi dan spekulasi tentang hal ini dikarenakan negara ini masih lemah sumber daya manusia yang berkualitas serta kompeten, masih tidak mampu mengelola dengan baik, keterbatasan modal mesin, belum tersedianya alat canggih hasil buatan sendiri atau bahkan belum sanggup membelinya dan lain sebagianya. Yang sharusnya semua itu dapat diselesaikan dengan baik dengan solusi progresif, apalagi sistem pendidikan negeri ini secara perlahan tumbuh untuk menghasilkan manusia-manusia berkualitas. Tapi apa daya negera ini seperti tak sanggup menjalaninya akhirnya lebih senang menyerahkannya kepada tetanggnya dekatnya atau tetangga jauhnya yang pasti semua memiliki kepentingan terselubung bila tak mampu dan memiliki langkah strategis untuk membendung bahkan menyerangnya. Ataukau ini adalah implikasi dari sejarah penjajahan yang tidak bisa distorsi sehIngga menyebabkan adanya garis maupun aliran darah panjang bermentalkan budak yang dijajah secara konteks modernitas yang dihiasi oleh perkembangan fasilitas yang seolah menjadi bagian negara maju. Lagi-lagi hanya efek dan dampak fatamorgana yang bisa dirasakan untuk menikmati keindahan negeri sendiri untuk dinikmati.
Negara mandiri tidak ketergantungan haruslah terus ditegakkan dan digalakkan sehingga menjadi ambisi, cita, tujuan, pencapaian, target, dan harapan agar negara ini besar, bermartabat dan menjunjung tinggi nilai harkat bangsa yang berkemandirian. Memaksimalkan internalisasi dari berbagai aspeknya, seban bangsa ini dapat dimanfaatkan demi kemajuan serta eksplotasi internal yang efektif dan efisien serta bentuk dinamisasi segala apa yang ada atas negeri sendiri. Sangat penting sekali negara ini melakukan internalisasi sebagai penguat bangsa, menjaga kekokohan negara, dan menjadikan negeri yang memiliki super power disegani kawan ataupun lawan baik yang dekat maupun yang jauh. Jangan karena dalih akulturasi dan toleransi antar bangsa menjadi larut serta lemah, sehingga tak berdaya bagiakan kapal bocor pecah lambung kapal mengakibatkan tenggelam dan harapan hanyalah sekoci sebagai penyalamatnya. Tentu antisipasi dan kepedulian sangat penting dari jajaran elit bangsa maupun semua komponen dan kalangan untuk sama-sama bahu membahu membangu. Negara ini semakin mandiri.
Tidak ada ruginya bila negara ini mampu bekerja secara mandiri dengan banyaknya tekanan dan ancaman. Tetaplah bekerja sama, akan tetapi batasi, perkecil dan bukan jadi prioritas yang mesti dijalankan sehingga melainkan kewajiban yang semestinya. Karena pada akhirnya pun dihasilkan sendiri, dinikmati sendiri dan dikembangkan sendiri. Proses perputaran uang maupun aktivitas transaksi lainnya semakin membesar secara internal, setelah barulah memperbesar transaksional secara besar-besaran di pasar eksternal level internasional. Dengan begitu proses percepatan pembangunan adalah pembangunan melalui hasil upaya kantong bangsa sendiri, hasil karya cipta bangunan peradaban bangsa sendiri, dan dinikmati digunakan dimanfaatkan serta dihasilkan oleh bangsa itu sendiri. Dengan begitu kesejahteraan secara merata dapat terbagi dan dialokasikan adanya sumber penggeraknya.
Harapan besar tentu akan selalu ada pada negeri yang tercinta ini, bahwa kelak besar atas tangan-tangan dan kaki-kaki perjuangan anak bangsa nya sendiri. Melalui perjuangan dan pengorbanan hasil internalisasi dari darah juang, semangat juang serta daya juang yang besar dan kuat serta tangguh untuk membangun sekaligus menata Indonesia secara bersama dengan kekuatan bersama. Kemandirian harus ditanamkan sejak dini untuk membangkitkan gelora dan hasrat agar terus berdaya dalam melakukan segala aktivitas yang produktif demi progresivitas. Itulah yang diharapkan kelak untuk negara yang mandiri tidak selalu mengandalkan ketergantungan agar dapat menyelamatkan masa depan bangsa Indonesia dihari-hari kedepannya secara futuristik. Langkah dan strategi selalu direncanakan dengan sebaiknya demi mencapai misi tujuan kesejahteraan yang sesungguhnya.
Oleh : As’ad Bukhari, S.Sos., MA.
(Analis Kajian Islam, Pembangunan dan Kebijakan Publik)