RAGAM  

PENTINGNYA PROSES PEMBANGUNAN KARAKTER

Oleh : As’ad Bukhari, S.Sos., MA.
(Analis Kajian Islam, Pembangunan dan kebijakan Publik)

WARTAMU.ID – Generasi muda Indonesia saat ini masuk dalam fase milenial dan semakin modernis. Hal ini dikarenakan dinamika kehidupan yang semakin maju dan terus berkembang dari waktu ke waktu. Indonesia yang berusia hampir seabad memiliki banyak historis yang menjadi pelajaran bagi anak bangsa selanjutnya. Estafet perjuangan dalam merawat dan memajukan bangsa ini terbuka lebar tentunya. Sehingga kelak negara ini kembali menjadi kuat, mandiri, berdikari serta disegani bahkan dihirmati oleh negara lainnya.

Dalam hal ini, harus ada yang dilakukan untuk mencapai bangsa yang memiliki para generasi yang cerdas, hebat dan mandiri. Tentu ini kerja keras semua elemen yang ada demi terwujudnya masa depan Indonesia yang lebih cerah ke depannya. Maka hal ini perlu adanya pendidikan sejak dini yang disusun, dibentuk dan diimplementasikan dengan nilai-nilai kebangsaan dan perjuangan. Sebab itu yang menjadi pondasi dasar yang sangat funfamental yang harus ditanam dalam jiwa generasi muda, agar tidak mudah goyah, minder, dan pesimis terhadap bangsa sendiri ketika berhadapan dengan siapa pun.

Pentingnya proses pembangunan karater adalah cita dan harapan menyiapkan generasi emas yang peduli akan nasib bangsanya sendiri sehingga mampu mengatur dan mengendalikan arus yang dapat masuk dari segala arah dan dapat mengancan falsafah, ideologi, dan nilai. Maka sangat penting diperhatikan, sebab bila tidak bangsa ini akan berubah bentuk dan wujudnya yang kemungkinan kelak tidak lagi bernama bangsa Indonesia, tidak lagi ideologi pancasila dan tidak lagi memilki falsafah negara kesatuan republik Indonesia. Virus dan penyakit tentu sudah menjalar dan sedikit demi sedikit menggerogoti bangsa Indonesia agar semakin lemah tak berdaya, sehingga sebagain anak bangsa yang terpelajar dsn terbentuk dengan nilai yang jauh dari sejarah perjuangan dan kebangsaan ketika mendapat kuasa, maka akan secara cepat dan serta merta menjadi pengkhianat dan penjajah bangsa karena berbeol arah serta haluan dan mengganti Indonesia dengan berafiliasi maupun bersinergi negera yang menyukongnya.

Sedih bila melihat fenomena kebangsaan saat ini ketika melihat generasi yang semkin dijauhkan dari nilai-nilai luhur para pejuang dan tokoh terdahulu yang semangat membangun negeri ini dengan mandiri tanpa ketergantungan secara ekstrim pada siapapun termasuk bangsa asing. Sedikit demi sedikit serta secara perlahan maupun evolutif tapi pasti dan sangat survive serta konsistensi yang tinggi. Tapi nilai itu kink telah hilang dan pudar. Sebab budaya instan serta cepat menggantikan sesuatu yang baru amat mudah sehingga kehilangan jati diri bangsa.

Ada kasus yang sangat miris pula, ketika doktrinisasi terjadi dari ekternal melalui budaya impor baik itu seni, budaya, politik, dan sebagainya maka sangat mudah diterima secara inklusif oleh generasi saat ini dengan dalih maju, modern, taraf internasional, dan sesuai dengan dimensi kemajuan zaman secara sains. Tapi tidak dengan doktrinisasi pads nilai kebangsaan dan keindonesiaan, generasi saat ini justru menjauh, menghindar, menilai buruk, bahan rela menggantikan dengan sesuatu yang asing dengan dalih kolot, tidak maju, lamban, serta tak mampu bersaing. Akhirnya bangsa ini terhadai oleh generasi mudanya sendiri yang sebenarnya pengkhianatan terbesar oleh para penerus bangsa yang justru perusak dan penghancur bangsa.

Sehingga perlu dilakukan konsep pembangunan karakter, untuk membentuk generasi yang sangat ideologis, idealis dan implementatif serta progresif sesuai Pancasila. Karakter generasi muda harus menjunjung tinggi mortalitas, humanitas, integritas, spritualitas, dan produktivitas. Dengan demikian akan selalu tertanam jiwa patriotik dan nasionalis dengan mengintegrasikan etika serta estetika. Tak luput pula membudayakan dialog atau dialektika, santun atau retorika, dan terarah atau sistematika. Jika pembangunan karakter dapat dicapai maka kemajuan mudah digapai.