PWM Jawa Tengah Soroti Tantangan Ekonomi dan Pendidikan di Musypimwil 2024

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, Yandri Susanto

WARTAMU.ID, Surakarta, 21-22 Desember 2024 – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah menggelar Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) di Syariah Hotel, Surakarta. Acara yang berlangsung selama dua hari ini menghadirkan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, Yandri Susanto; Ketua PP Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais; Ketua PWM Jawa Tengah, Tafsir; serta sejumlah pimpinan organisasi otonom, majelis, lembaga, rektor PTM/A, dan pengurus PDM se-Jawa Tengah.

Tiga Fokus Strategis PWM: Ideologisasi, Industrialisasi, dan Mitigasi

Ketua PWM Jawa Tengah, Tafsir, menekankan tiga fokus utama program Muhammadiyah di Jawa Tengah:

  1. Ideologisasi melalui kaderisasi seperti Sekolah Tabligh, Sekolah Ideologi Muhammadiyah, dan pengajian ideopolitor. “Tujuannya memperkuat ideologi dan kader Muhammadiyah untuk menjawab tantangan zaman,” ungkap Tafsir.
  2. Industrialisasi untuk menjawab tantangan ekonomi, termasuk potensi dampak sosial akibat pailitnya SRITEX yang dapat menyebabkan ribuan pengangguran. Tafsir mengajak umat Islam untuk aktif berperan dalam perekonomian.
  3. Mitigasi untuk mendampingi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang menghadapi kesulitan, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. “Sebanyak 40% sekolah Muhammadiyah di Jawa Tengah memiliki kurang dari 100 siswa. Rumah sakit juga perlu didukung agar kembali mandiri,” jelasnya.

Ketua PP Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, memuji capaian Muhammadiyah di bidang pendidikan dan kesehatan, tetapi mengingatkan pentingnya peningkatan kualitas dan peran ekonomi. “Ekonomi adalah pilar penting untuk mendukung pendidikan dan kesehatan. Muhammadiyah harus memperluas kiprah ekonominya dengan hati-hati,” ujarnya.

Ia juga mendorong Muhammadiyah untuk mengambil peluang dalam skema Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan memperluas program-program akar rumput seperti makan siang gratis bersama Aisyiyah. “Jika setiap desa memiliki PKBM Muhammadiyah, dampaknya akan luar biasa,” tambahnya.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Yandri Susanto, mengapresiasi kontribusi Muhammadiyah dalam pembangunan. Ia mendorong kolaborasi Muhammadiyah dengan desa melalui program berbasis tema seperti desa wisata dan desa agro.

“Muhammadiyah memiliki sumber daya manusia unggul. Dana Desa yang turun pada 2025 bisa dimanfaatkan untuk budidaya pangan seperti cabai dan tomat guna meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi pengangguran,” ujar Yandri. Ia menantikan rekomendasi desa percontohan dari Musypimwil untuk dijadikan model pembangunan kolaboratif.

Musypimwil ini menjadi forum strategis untuk memperkuat peran Muhammadiyah di berbagai bidang. Dengan fokus pada ideologisasi, industrialisasi, dan mitigasi, Muhammadiyah diharapkan mampu menjawab tantangan global sambil tetap berakar pada nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.

Kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan pemerintah dan masyarakat desa, diyakini mampu menciptakan dampak nyata bagi masyarakat. Musypimwil ini menjadi langkah penting dalam perjalanan Muhammadiyah menuju visi besar berkemajuan.