WARTAMU.ID, Karanganyar, 26 Juni 2025 — Dalam suasana hikmat yang menyatu dengan semangat kemanusiaan dan kebersamaan, Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat (UAH), menyampaikan pesan mendalam tentang makna hijrah kepada ribuan relawan yang hadir dalam Tabligh Akbar Jambore Nasional ke-3 Relawan Muhammadiyah-‘Aisyiyah, yang digelar di Wonder Park Resort Lawu, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (26/6).
Dalam tausiyahnya, Ustadz Adi mengajak umat Islam untuk tidak memaknai hijrah sekadar sebagai perpindahan tempat, tetapi sebagai perubahan kondisi diri menjadi lebih baik, baik secara spiritual, sosial, maupun moral.
“Walaupun keadaannya tidak harus pindah tempat. Jika pun Anda berpindah tempat, tapi justru menuju tempat yang menjauhkan dari Allah, itu bukan hijrah,” tegas UAH di hadapan para relawan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang memadati lokasi acara.
Lebih lanjut, UAH menekankan bahwa momentum Tahun Baru Islam adalah saat yang tepat untuk melakukan introspeksi dan transformasi diri menuju pribadi yang lebih berkomitmen dalam beragama.
“Kalau belum bisa menemukan jati diri yang lebih baik, maka berhijrahlah. Ajak juga orang terdekat. Kalau bapaknya sudah baik tapi istrinya belum, maka ajak bersama. Kalau anaknya sudah hafal Al-Qur’an, ibunya bisa baca Al-Qur’an, tapi bapaknya belum punya waktu, maka ajaklah berhijrah,” ungkapnya, menyentuh realitas kehidupan keluarga Muslim.
Menurut UAH, semangat hijrah adalah panggilan moral dan spiritual yang sejatinya telah digaungkan oleh Nabi Muhammad Saw. dalam dakwahnya. Namun, hijrah yang diteladankan Nabi bukan semata berpindah lokasi, tetapi berpindah dari keadaan buruk menuju kebaikan.
“Nabi memanggil kita untuk berhijrah. Orang yang hijrahnya benar akan melihat dirinya dari ujung kepala hingga ujung kaki,” jelasnya, seraya mengajak hadirin untuk merenungi posisi dan kualitas keislaman masing-masing.
Dalam kesempatan yang sama, Ustadz Adi menekankan pentingnya komitmen nyata dalam berislam. Menurutnya, Islam bukan hanya tentang pengakuan, tetapi harus dibuktikan dengan tindakan dan perubahan.
“Kalau kita sudah menyatakan diri sebagai seorang Muslim, maka buktikan dengan komitmen. Caranya? Hadirkan suasana yang lebih baik dibandingkan sebelumnya,” ujar UAH dengan nada tegas.
Ia pun menutup tausiyahnya dengan ajakan untuk tidak menyia-nyiakan momen Tahun Baru Islam. Momentum tersebut, menurutnya, harus dimaknai sebagai ajakan untuk evaluasi diri dan kebangkitan spiritual.
“Berhijrah bukan hanya soal simbolik, tetapi tentang niat, tindakan, dan perubahan nyata,” pungkasnya.
Tabligh Akbar ini menjadi salah satu rangkaian penting dalam Jambore Nasional Relawan Muhammadiyah-‘Aisyiyah ke-3, yang berlangsung dari tanggal 26–29 Juni 2025. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 2.000 relawan dari seluruh Indonesia dan mengusung tema “Memperkuat Ketangguhan Menuju Indonesia yang Berkemakmuran” dengan slogan “Tumbuh, Tangguh, dan Utuh.”