Dampak Olahraga di Gym Terhadap Kesehatan Mental

Olahraga merupakan investasi tubuh jangka panjang jika dilakukan secara konsisten

WARTAMU.ID, Humaniora – Apakah gym hanya sekedar untuk membangun otot atau hanya untuk kesehatan fisik? Membangun otot di gym sangat bermanfaat bagi kesehatan tulang dan tubuh. Kata “gym” sangat familiar akan “otot” dan “barbell”. Namun pada kenyataannya membangun otot di gym juga memberi dampak positif untuk Kesehatan mental.

Olahraga merupakan investasi tubuh jangka panjang jika dilakukan secara konsisten. Dampak yang dihasilkan sangat signifikan, mulai dari tulang yang sehat hingga dimasa tua. Selain itu, kesehatan mental juga sejahtera hingga tua, jauh dari gangguan depresi dan mudah stress. Hormon stress atau kortisol dapat meningkat ketika kita sedang stress, melakukan olahraga dengan intensitas menengah hingga tinggi dapat mengurangi kadar hormone stress.

Olahraga secara teratur di gym terbukti membantu mensejahterakan kesehatan mental. Karena saat kita berolahraga tubuh kita melepasakan hormon ‘endorfin’ atau hormon ‘kebahagiaan’. Gym juga  menjadi tempat bersosialisasi dan berinteraksi satu sama lain. Seiring berlalunya waktu, kesehatan mental dan fisik menjadi sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Akibatnya, perhatian terhadap kesehatan mental meningkat di seluruh dunia. Penelitian juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik secara teratur memberikan dampak yang sangat positif terhadap kesehatan mental.

Rutin pergi berolahraga di gym dapat menumbuhkan sifat disiplin dalam diri seseorang, karena untuk mendapatkan hasil yang baik, butuh kedisiplinan dan ketekukan dalam olahraga di gym. Ketika kita olahraga di gym, pasti kita memiliki tujuan atau goals tertentu yang dicapai. Seiring berjalanannya waktu dan konsistensi, kesehatan mental kita juga semakin baik. Menurut WHO (2016), orang yang berolahraga memiliki angka kematian  lebih rendah akibat penyakit jantung koroner, stroke, diabetes tipe 2, kanker usus besar, kanker payudara, dan depresi.

Dampak Jika Berlebihan

Namun di sisi lain, terlalu  fokus pada pembentukan otot bisa menjadi obsesi dan berdampak buruk pada kesehatan mental Anda. Pembentukan tubuh terbukti berhubungan dengan berbagai masalah perilaku dan kesehatan mental, termasuk dismorfia otot, gangguan mood, dan penggunaan steroid anabolik. Data dari penelitian juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang intens mungkin menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Hal ini terutama berlaku bagi orang-orang yang rutin pergi ke gym dan terutama melakukan pelatihan binaraga. Populasi ini dilaporkan mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami cedera fisik. Hal tersebut menjadi masalah pada diri seseorang jika tidak mempertanyakan tujuannya dari awal mulai dan targetnya

Sebagai Pencegah Alzheimer dan Memperbaiki Kualitas Tidur

Olahraga di gym juga dapat membantu fungsi kognitif dan mencegah Alzheimer. Penelitian  menyimpulkan bahwa tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah dikaitkan dengan tingkat gangguan psikologis yang lebih tinggi. Latihan fisik secara teratur meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, fungsi kognitif, dan kepuasan hidup. Lebih lanjut ditemukan bahwa aktivitas fisik sama efektifnya dalam mengobati depresi ringan hingga sedang seperti obat resep. Olahraga sama efektifnya dalam mengobati depresi seperti terapi perilaku kognitif dan obat resep.

Kesehatan mental juga berdampak pada kualitas tidur manusia. Kualitas tidur seseorang di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti obesitas, kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol dan kurang beraktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik dan rutinitas sehari-hari mempengaruhi kualitas tidur. Penelitian menunjukkan bahwa  aktivitas fisik secara teratur harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari untuk menjaga fungsi pernapasan dan kardiovaskular yang baik. Kebiasaan berolahraga fisiologis dapat membantu individu mencapai kesehatan fisik dan mental  serta kualitas hidup yang lebih baik.

Gym bukan hanya tempat untuk membentuk otot dan meningkatkan kebugaran fisik. Manfaat mental dari kebugaran adalah aspek yang tidak boleh diabaikan. Dari pengurangan stres dan kecemasan, peningkatan kepercayaan diri, hingga kualitas tidur yang lebih baik, gym menawarkan berbagai keuntungan untuk kesehatan mental kita. Dengan demikian, mengunjungi gym secara teratur bisa menjadi investasi yang berharga tidak hanya untuk tubuh kita, tetapi juga untuk pikiran kita.

Daftar Pustaka

  • Sumarwati, M., Mulyono, W. A., Nani, D., Swasti, K. G., & Abdilah, H. A. (2022). Pendidikan kesehatan tentang gaya hidup sehat pada remaja tahap akhir. Jurnal Abdimas BSI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(1), 36-48.
  • Rebar, A. L., Stanton, R., Geard, D., Short, C., Duncan, M. J., & Vandelanotte, C. (2015). A meta-meta-analysis of the effect of physical activity on depression and anxiety in non-clinical adult populations. Health psychology review9(3), 366-378.
  • Awruk, K., & Janowski, K. (2016). Motivation for physical activity and mental health indicators in male gym attendees. Physical Culture and Sport. Studies and Research69(1), 65-73.
  • Michaud, P.A., Renaud, A., & Narring, F. (2001). Sports activities related to injuries? A survey among 9-19 year olds in Switzerland. Injury Prevention, 7, 41-45.
  • Ströhle, A. (2009). Physical activity, exercise, depression and anxiety disorders. Journal of neural transmission116, 777-784.
  • Annisa, F. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kualitas Tidur pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin (Doctoral dissertation, Universitas Andalas).
  • CDC. 2017. Short Sleep Duration Among US Adults. Geographic Variation in Short Sleep Duration. Centers for Disease Control and Prevention
  • Amin, R. A., & Shah, R. (2020). Effects Of Gym Workout On Pulmonary Function Tests In Healthy Adults. National Journal of Integrated Research in Medicine11(4).
  • Carek, P. J., Laibstain, S. E., & Carek, S. M. (2011). Exercise for the treatment of depression and anxiety. The international journal of psychiatry in medicine41(1), 15-28.
  • Gill, A., Womack, R., & Safranek, S. (2010). Does exercise alleviate symptoms of depression?.

Oleh : Mykoh Aqillah Putra

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) / 2200030392

Maaf tidak untuk di copy