Erick Thohir : Sebagian Besar UMKM Diisi Ibu-ibu

Pembukaan Muktamar XIV Nasyiatul Aisyiyah

WARTAMU.ID, Bandung – Pembukaan Muktamar XIV Nasyiatul Aisyiyah telah berlangsung pagi tadi, Sabtu (3/12/2022) secara khidmat diikuti oleh seluruh kader Nasyiatul Aisyiyah di seluruh Indonesia, baik secara langsung di Bandung maupun secara online di daerahnya masing-masing.

Sebagai rangkaian acara pembukaan Muktamar, panitia menggelar ceramah umum dengan menghadirkan Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Dalam penyampaianya Erick Thohir mengungkapkan bahwa sebagian besar UMKM hari ini diisi oleh para ibu-ibu.

“Ketika ibu-ibu menjadi tulang punggung ekonomi rumah tangganya merupakan hal yang positif. Agar ada jaminan kesehatan dan pendidikan. Karena tidak mungkin kita membentuk manusia Indonesia yang bersaing kalau tidak ada pendidikan dan kesehatan yang mumpuni,” ungkap Erick.

Erick Thohir Menteri BUMN Erick Thohir / Muktamar XIV Nasyiatul Aisyiyah

Kemudian Erick juga menyampaikan bahwa dalam mentransformasikan BUMN dan UMKM ia bersandar pada kepemimpinan perempuan. Dalam tampilan presentasinya Erick memperlihatkan bahwa dalam BUMN, banyak perempuan yang menjadi pemimpin pada perusahaan-perusahaan plat merah.

Secara eksplisit Erick mengungkapkan bahwa pentingnya kepemimpinan perempuan pada sektor-sektor publik.

Di tengah-tengah pemaparannya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan hadir di tengah forum. Secara spontan Erick meminta Zulkifli Hasan untuk bekerjasama dengan Nasyiatul Aisyiyah untuk pengurusanan nomor izin berusaha para kader Nasyiatul Aisyiyah.

Melanjutkan pemaparannya, Erick menginformasikan kepada para peserta pembukaan Muktamar XIV bahwa BUMN memiliki program perempuan. Beberapa bank negara disebutkan oleh Erick beserta program perempuannya.

Muktamar XIV Nasyiatul Aisyiyah

“Saya percaya kepemimpinan wanita. Sejak awal saya jadi menteri, saya meluncurkan program anti kekerasan seksual di kantor BUMN. Pada waktu itu dihadiri Ibu Ida Fauziah dan Ibu Sri Mulyani. Ini kita dorong untuk menghadirkan lingkungan kerja yang aman, sehat, supportif dan produktif serta bagaimana individu diperlakukan dengan hormat,” tegas Erick.

Erick menargetkan kepemimpinan di dalam BUMN minimal 25%, karena menurutnya dengan banyak kepemimpinan perempuan di dalam perusahaan akan ada keseimbangan, perubahan kultur dan transparansi.

“Maka kenapa sejak awal saya bicara, saya percaya program supporting untuk ibu-ibu dan perempuan adalah bagian penting dari perubahan transformasi yang ada di dalam BUMN maupun dukungan terhadap pemberdayaan UMKM,” imbuhnya.

Erick juga menginginkan pertemuannya dengan para kader Nasyiatul Aisyiyah se Indonesia tidak menjadi pertemuan bincang-bincang sekali waktu saja, melainkan perlu adanya pertemuan selanjutnya untuk menindaklanjuti kerjasama antara Kementerian BUMN dengan Muhammadiyah, khususnya Nasyiatul Aisyiyah.