WARTAMU.ID, Humaniora – Masyarakat pada umumnya banyak berharap mendapatkan keadilan kepada penegak hukum, baik itu Polri, Peradilan, Kejaksaan, Mahkamah Agung, Mahakamah konstitusi dan lembaga lainnnya. Berbagai persoalan dan penyakit masyarakat muncul yang terjadi di lingkungan warga, seperti berbagai tindakan kriminal umum maupun khusus. Keadilan hukum sebagai panglima realitanya sulit di tegakkan, justru sering dipertontonkan sikap para penegak hukum yang banyak terlibat dalam pelanggaran hukum. Perbuatan tindak pidana kejahatan bermacam kasus yang dilakukan setiap individu orang sudah dipastikan memberikan contoh prilaku buruk.Tanpa di sadari perbuatan tindak pidana jenis apapun, sudah dipastikan secara langsung atau tidak telah menebar benih keburukan secara terus menerus.
Belum kelar kasus FS dan crewnya meruntuhkan marwah kepolisian, Kapolri dengan tim khusus berusaha keras melakukan penanganan kasus secara marathon untuk dalam rangka memulihkan institusi Polri. Tanpa di sangka dan di duga peristiwa kanjuruhan menghentak jiwa dan raga rakyat, bangsa dan negara. Dengan ratusan meregang nyawa tanpa dosa, lagi-lagi institusi Polri menjadi salah satu pemeran utama karena pelaku penembakan gas air mata kadaluarsa menjadi penyebab banyak menelan korban di Kanjuruhan mereka anggota polri. Saling silang tuduhan berhamburan diberbagi media informasi siapa yang bertanggjawab, Kapolri merasa tertekan sebagai penanggung jawab institusi kepolisian bapak Kapolri mengambil sikap atas peristiwa Kanjuruhan mencopot Kapolda Jawa Timur, belum selesai penyelidikan dan penyidikan kasus Kanjuruhan, Pak Kapolri sangat sesak dadanya mendengar kabar yang memilukan.
Pasalnya, belum genap sepekan prosesi pelantikan pergantian Kapolda Jawa Timur yang baru, di luar nalar bapak Kapolri ternyata propam Polri menangkap Kapolda yang baru dilantik di tangkap dengan kasus narkoba. Innalillahi…apa yang terjadi gerangan? terus menerus kehidupan berbangsa dan bernegara kian hari semakin memprihatinkan dan memilukan. Berbagai kasus besar yang melibatkan institusi penegak hukum, para anggotanya banyak terlibat tindak pidana kriminal umum dan khusus, menandakan kondisi bangsa sedang tidak baik, sangat memungkin memberi tanda dan peringatan keras pada semua elemen bangsa untuk mengambil langkah antisipatif untuk menghindari negara chaos moralitas. Sehingga kondisi negara mendekati kebangkrutan, atau memang sedang bangkrut hanya tidak disadari.
Negara hari banyak di rundung masalah, institusi polri terus menerus menelan pil pahit dan sangat pahit sekali, Kapolri dalam press conference kondisi gestur tubuh dan wajah sangat terlihat tertekan penuh kegelisahan, kekecewaan, dan kesedihan yang di rasakan. Bahkan ada yang melihat secara visual kasat mata, saat memegang catatan terlihat gemetar tangannya, Kapolri secara psikologis sedang tertekan dengan kasus demi kasus menimpa secara simultan. Entah pertanda apa ini? semoga hal ihwal yang menimpa institusi Polri menjadi bagian ujian pak Kapolri. Cerita dan kisah memilukan, banyak anggota polri yang terlibat jauh melanggar bukan sekedar kode etik, melainkan kejahatan yang meruntuhkan wibawa polri.
Polri saat ini tengah menghadapi sunami, pun begitu institusi negara sedang menghadapi yang tidak bisa di remehkan. Institusi polri diharapkan untuk menghindari bermain api dalam kasus yang menyita perhatian publik luas, apalagi hanya sekedar ingin mengalihkan perhatian. Saat ini publik sedang konsentrasi menatap layar kaca media melihat informasi yang beredar terkait ijazah Presiden yang dipertanyakan, bahkan tinggal menunggu proses pembuktian di lembaga peradilan semoga hal ini tidak menambah ruam dan runyamnya negeri yang kita cintai. Hal yang paling penting, saat ini resesi ekonomi di depan mata bangsa dan negara. Rakyat Indonesia sudah merasakan dampaknya, bukan hanya kesulitan menambah pendapatan biaya, justru semakin berkurang dan hilangnya mata pencaharian. Semoga Allah Taal’ala memberi pengampunan atas dosa kita semua. Wallahu ‘alam
Oleh : Ace Somantri
Artikel ini merupakan kiriman pembaca wartamu.id. (Terimakasih – Redaksi)