TECHNO  

Lho, Ternyata Rumus Pythagoras Ditemukan Bangsa Lain

Artefak Rumus Pythagoras dari Zaman Babilonia Foto: (UNSW Sydney)

WARTAMU.ID – Matematikawan Yunani, Pythagoras dikenal dunia karena rumus mengukur segitiga siku-siku. Namun arkeolog mengungkapkan rumus ini sudah ada 1.000 tahun sebelumnya, dikutip dari inet.detik.com

Untuk semua orang yang belajar matematika pasti belajar rumus Pythagoras untuk mengukur sisi miring pada segitiga siku-siku yaitu c2 = a2 + b2. Pythagoras adalah ahli matematika Yunani yang hidup tahun 582 SM – 496 SM.

Namun, baru-baru ini para arkeolog berhasil membaca sebuah artefak tablet batu dari zaman Babilonia berusia 3.700 tahun. Tablet dengan huruf paku ini ternyata adalah tulisan rumus yang sama dengan Pythagoras.

Diberitakan Live Science seperti dilihat Rabu (11/8/2021), tablet ini diberi kode Si.427. Tablet batu ini sejarahnya ditemukan tim arkeolog Prancis tahun 1894 di Irak dan kini disimpan di Museum Arkeologi Istanbul Turki.

Lalu ada penelitian baru dari Universitas New South Wales Australia oleh tim yang dipimpin Daniel Mansfield. Mereka mengatakan rumus Pythagoras dan trigonometri sudah tertulis di dalam tablet batu dari zaman Babilonia itu.

“Bangsa Babilonia mengembangkan ‘proto trigonometri’ untuk menyelesaikan masalah mengukur tanah,” kata Mansfield.

Tablet batu itu diduga adalah alat yang dipakai pengukur tanah di zaman Babilonia. Tablet ini berisi angka-angka yang merupakan triple Pythagoras yaitu 3-4-5, 8-15-17 dan 5-12-13.

Pada tahun 2017, Mansfield juga menemukan artefak batu yang dinamai Plimpton 322. Isinya juga angka-angka trigonometri. Dengan penemuan dua artefak ini, Mansfield yakin kalau bangsa Babilonia kuno sudah memakai teori Trigonometri untuk mengukur tanah.

“Pada masa itu, orang sudah mulai mengenal kepemilikan tanah. Sehingga sudah ada kebutuhan untuk mengukur tanah untuk dibagi-bagi dan menentukan batasnya,” kata Mansfield.

Artinya ada jeda waktu 1.000 tahun lebih dari tablet batu tersebut sampai kelahiran Pythagoras di tahun 570 SM. Tentu ilmuwan tidak akan mengubah nama rumusnya, tetap dengan nama Rumus Pythagoras. Namun ini menjadi tanda bahwa bangsa Yunani belajar matematika dari bangsa-bangsa sebelumnya yaitu Mesir dan Babilonia.

“Tidak ada yang menyangka bangsa Babilonia menggunakan rumus Pythagoras. Ini adalah matematika murni yang lahir dari kebutuhan untuk mengatasi masalah saat itu,” pungkas Mansfield.