WARTAMU.ID, Suara Pembaca – Kita semua tahu bahwa dunia saat ini didominasi kebutuhan akan minyak bumi, minyak bumi adalah sumber energi terpenting saat ini di bumi. 70% perang di dunia saat ini ada di negara penghasil minyak bumi, negara sekutu mengendalikan produksi minyak dunia, supply minyak dan harga minyak dunia.
Selain untuk listrik, minyak bumi terbanyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Mungkin kita akan terkejut mengetahui berapa banyak benda yang dihasilkan berdasarkan minyak bumi atau dengan kata lain jika minyak bumi tidak pernah ada maka benda ini pun tidak akan ada.
Jika kita meniup permen karet itu mengandung unsur minyak bumi, begitu juga pasta gigi, minyak wangi, lipstik, deodorant, bahkan tiga perusahaan besar dunia seperti Google, Microsoft dan Amazon mempunyai investasi yang besar di industri perminyakan ini.
Lalu bagaimana minyak bumi menjadi sangat penting?
Perang di Ukraina memasuki Minggu keenam seakan tanpa kemajuan, bandingkan dengan beberapa penyerangan dijaman modern, seperti perang Irak yang diserang Amerika dan sekutunya di tahun 2003, penyerangan Jerman ke Rusia yang disebut “Operation Barbarossa” di tahun 1941.
Perubahan pola Serang Rusia ke Ukraina dari serangan kilat ala Nazi dengan Blitezkried diubah menjadi ala aleppo yang tidak mengejutkan banyak pengamat intelijen pertahanan, hal ini berdampak pada keadaan minyak bumi sekarang.
Minyak bumi menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dengan manusia, saat ini menjadi penting ketika dunia mulai menggeser ke arah energi terbarukan yang akan menggantikan minyak bumi. Ratusan tahun bahkan ribuan tahun yang lalu bangsa Mesopotamia ditahun 3100 sebelum masehi, sudah menggunakan minyak bumi untuk Mozaik dan Permata.
Bangsa Babilonia ditahun 1711 masehi menggunakan minyak untuk pelapis perahu, agar tidak merembes air masuk ke kapal. Bangsa Mesir di tahun 2600 masih menggunakan bahan dasar minyak bumi untuk membalas Mummy, juga bangsa Yunani sejak tahun 2000 sebelum masehi masih menggunakan sebagai lampu minyak.
Untuk dunia perminyakan modern, kita harus berterima kasih pada seorang inventor ahli kimia, James Young yang berkebangsaan Skotlandia. Di pertengahan abad ke 19 dialah Bapak Petrochemical Industry, ia memisahkan minyak yang encer sebagai minyak lampu dan minyak yang pekat jadi pelumas mesin-mesin industri.
Tiga tahun kemudian, dia bermitra dengan Edward William, seorang geologis untuk menciptakan perusahaan penyulingan minyak pertama di dunia. Kemudian perusahaan sejenis bermunculan di dunia yang terbanyak adalah di Amerika.
Di Amerika pertengahan abad 19 ada dua peristiwa besar, Gold Rush kearah barat Amerika dan Black Gold minyak bumi di seluruh Amerika sehingga di penghujung abad 19 Amerika adalah negara terbesar di dunia penghasil minyak bumi.
Lalu memasuki abad ke-20, kebutuhan minyak meningkat sangat tajam terutama bidang transportasi, dengan pertumbuhan industri mobil, motor, kapal terbang dan kapal laut. Kemudian perubahan dunia terjadi di tahun 1908. Perusahaan Inggris menemukan cadangan minyak di wilayah Persia dan Iran.
Inilah penemuan pertama oleh pihak barat yang besarnya cadangan minyak di wilayah Asia Barat itu merubah sejarah Asia Barat dan Timur Tengah. Sejak saat itu penemuan-penemuan di Asia Barat berlanjut seperti Irak di tahun 1927, Bahrain di tahun 1932, Qatar di tahun 1935, Saudi Arabia di tahun 1958. Semuanya adalah yang berinvestasi juga mengeksplor dan yang memiliki hasilnya adalah perusahaan barat Amerika dan sekutunya, untuk menjaga harga stabil dan membuat jumlah produksi berlaku adil.
Negara-negara timur tengah berinisiatif untuk membuat organisasi yaitu OPEC Organization of Petroleum Exporting Country atau organisasi negara-negara pengekspor minyak.
Dalam Konferensi di Baghdad di tahun 1960 negara pendirinya adalah Iran Kuwait, Irak Saudi Arabia dan Venezuela, kemudian banyak negara yang bergabung seperti Qatar di tahun 61, Indonesia ditahun 62, Nigeria ditahun 71 dan Ekuador di tahun 1973. OPEC mengendalikan 80% cadangan minyak dunia dan memproduksi 44% minyak dunia, kekuatan OPEC sangat kuat dibuktikan ketika perang Arab-Israel di tahun 1973.
OPEC mengembargo melakukan sanksi ekonomi kepada Amerika dan sekutunya karena mendukung Israel. Harga minyak dari tiga dollar per barel dibuat naik 400% jadi 12 dollar per barel nya. Peristiwa mengembargo ini dikenal dengan istilah The First Oil Shock. Oil Shock kedua yaitu di tahun 2020 ketika selama setahun shutdown karena pandemi virus Wuhan dimana kebutuhan minyak bumi turun hingga 50% juga perang harga antara Saudi Rusia yang mana Saudi menurunkan harga minyak agar perusahaan Rusia bangkrut.
Harga minyak bumi di bulan Januari 2020 adalah 67 dollar per barel, di bulan maret 2020 harga minyak bumi ke 18 dollar per barel. Di bulan April harga pernah mencapai minus 38 dollar per barel minus, alias yang beli minyak dibayar bukan bayar atau beli tetapi dibayar.
Sekarang di Tahun 2022 kebutuhan minyak bumi 92,8 juta barrel per harinya, diantaranya Indonesia membutuhkan 1,5 juta Barrel per hari, Tiongkok membutuhkan 19 juta Barrel per hari.
Di dunia ini ada 4,8 miliar mobil di jalanan dan ada banyak hal selain bahan bakar kendaraan yang dihasilkan oleh minyak bumi yang belum bisa digantikan oleh energi terbarukan, seperti tempat tidur, karpet, komputer, bola, pipa, gorden, ban dan banyak lagi.
Sebuah fakta mobil listrik akan merubah dunia transportasi, namun tidak akan merubah kebutuhan akan minyak bumi. Jadi ketika dua negara berperang Ukraina dan Rusia yang merupakan penghasil 15% minyak dunia apakah yang akan terjadi ke depan terhadap masa depan minyak bumi di Indonesia juga terhadap harga barang-barang di Indonesia.