Pengajaran Bahasa Inggris di Sekolah, Sudahkah Sesuai Harapan?

Sutarno, S.S., M.Pd.

WARTAMU.ID, Humaniora – Pada tahun 2045 Bangsa Indonesia akan merayakan kemerdekaanya yang ke-100 tahun. Dalam rangka menyongsong peristiwa penting tersebut, Pemerintah Republik Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo telah menetapkan Visi Indonesia Emas 2045 yang tertuang dalam 4 pilar dimana pilar pertama dalam visi tersebut adalah pembangunan manusia serta penguasaan pengetahuan dan teknologi.

Figur manusia Indonesia yang berpengetahauan serta berteknologi tersebut tentunya adalah figur ideal yang dibutuhkan bangsa ini agar dapat bersaing dengan bangsa lainnya dalam tatanan kehidupan masyarakat 5.0 dimana teknologi menjadi basis utama pada kehidupan masyarakat 5.0 tersebut.

Tentunya tidaklah dapat dipungkiri bahwa sebagian besar llmu pengetahuan dan teknologi tersaji dalam berbagai literatur berbahasa Inggris sehingga tentunya menjadi amat sangatlah penting untuk dapat menguasai bahasa Inggris sebagai media untuk memahami dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut selain tentunya bahasa Inggris merupakan bahasa resmi internasional yang penggunaanya amatlah masif dalam tatanan masyarakat global.

Hal tersebut selaras dengan apa yang di sampaikan oleh Prof. Ali Saukah (2003) dimana fungsi pengajaran bahasa Inggris di Indonesia yaitu sebagai alat yang sangat diperlukan untuk penyerapan ilmu dan teknologi serta untuk berkomunikasi dengan bangsa lain dalam kerangka hubungan internasional di berbagai aspek kehidupan manusia.

Mengacu pada pentingnya fungsi pengajaran bahasa Inggris tersebut, pada hakikatnya pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing khususnya di sekolah di Indonesia telah dimulai dari zaman kolonial Belanda hingga masa sekarang ini. Pada kurun waktu tersebut pengajaran bahasa Inggris mengalami berbagai pergantian kurikulum yang dimulai dari kurikulum 1974 sampai kurikulum 2013 hingga kurikulum terbaru pada saat ini yaitu kurikulum merdeka begitupun juga dengan berbagai pergantian metode pengajaran yang digunakan dari metode gramatika terjemahan (grammar-translation method), metode langsung (direct method), pendekatan aural-oral (aural oral approach) hingga pendekatan komunikatif (communicative approach).

Adapun pengajaran bahasa Inggris di sekolah di Indonesia pada hakikatnya mempunyai beberapa tujuan yaitu memastikan peserta didik untuk: 1) mengembangkan kompetensi komunikatif dalam bahasa Inggris dengan berbagai teks multimodal (lisan, tulisan, visual, audiovisual) 2) mengembangkan potensi interkulural untuk memahami dan menghargai perspektif, praktik, dan produk budaya Indonesia dan budaya asing 3) mengembangkan kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang mandiri dan bertanggung jawab 4) mengembangkan keterampilan bernalar kritis dan kreatif.

Lantas sudahkah pengajaran bahasa Inggris di sekolah di Indonesia sesuai dengan harapan? Mengacu pada English Proficiency Index (EPI) 2021 yang di rilis oleh EF Education First dalam hal kecapakan berbahasa Inggris, Indonesia menempati urutan ke-80 dari 112 negara di dunia dan berada di posisi ke-14 dari 24 negara Asia. Bahkan Indonesia tertinggal dari negara-negara ASEAN lainnya seperti Vietnam dan Filipina. Fakta tersebut setidaknya memberikan gambaran nyata bagaimana pelaksanaan pengajaran bahasa Inggris di sekolah di Indonesia yang tentunya masihlah jauh dari harapan.

Pengajaran bahasa Inggris di sekolah pada masa sekarang ini terutama di daerah masihlah bertumpu pada metode gramatika terjemahan (grammar-translation method) sehingga tujuan pengajaran bahasa Inggris untuk mengembangkan kompetensi komunikatif peserta didik baik secara lisan, tulisan, visual, maupun audiovisual masih lah sulit untuk dicapai. Selain faktor tersebut, faktor guru yang dinilai belum memiliki kompetensi yang mumpuni dalam pengajaran disamping terbatasnya durasi pengajaran bahasa Inggris ditengarai menjadi penyumbang ketidaktercapaian tujuan pengajaran bahasa Inggris di sekolah.

Hal tersebut kemudian diperparah dengan rendahnya minat siswa terutama siswa didaerah untuk belajar bahasa Inggris dikarenakan adanya asumsi bahwa bahasa Inggris tidaklah mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan mereka hari ini dan dimasa yang akan datang dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari kehadiran bahasa ibu serta bahasa nasional telah mampu menopang kebutuhan berbahasa.

Kondisi tersebut tentunya menjadi pekerjaan rumah bersama bagi pemerintah, guru maupun orang tua peserta didik. Solusi yang cepat dan tepat tentunya sangatlah di perlukan sehingga tujuan pengajaran bahasa Inggris di sekolah yaitu pengembangan kompetensi komunikatif, potensi interkultural, rasa percaya diri serta keterampilan bernalar kritis dan kreatif peserta didik dapatlah terlaksana sehingga Visi Indonesia emas 2045 yang telah di canangkan dimana pilar pertama visi tersebut yaitu pembangunan manusia serta penguasaan pengetahuan dan teknologi dapatlah tercapai.

Oleh : Sutarno, S.S., M.Pd.

Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Pringsewu/ Mahasiswa S3 Prodi Ilmu Pendidikan Bahasa (Inggris) Universitas Negeri Semarang

Artikel ini merupakan kiriman pembaca wartamu.id. (Terimakasih – Redaksi)