WARTAMU.ID, Bandung – Semangat kepahlawanan dalam sejarah Muhammadiyah dan relevansinya dengan kehidupan modern menjadi tema utama yang diangkat oleh dosen dan sejarawan Universitas Muhammadiyah Bandung, Sopaat Rahmat Selamet, dalam forum Gerakan Subuh Mengaji (GSM) Aisyiyah Jawa Barat pada Minggu (10/11/2024). Dalam paparannya, Sopaat menjelaskan bahwa konsep pahlawan tidak hanya terbatas pada perjuangan fisik melawan penjajahan, tetapi meliputi kontribusi yang berdampak positif bagi masyarakat, bangsa, dan agama.
Sopaat, yang juga tengah menempuh program doktoral di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, mengajak peserta untuk melihat pahlawan dari perspektif yang lebih luas. Menurutnya, kepahlawanan dalam Islam mengandung nilai pengorbanan dan kontribusi tanpa pamrih untuk kemaslahatan umat. “Setiap amal positif yang bermanfaat bagi orang lain adalah bentuk kepahlawanan sejati,” tegas Sopaat dalam acara tersebut.
Sejarawan tersebut juga mengangkat nama tiga pahlawan nasional dari kader Muhammadiyah yang memiliki ikatan erat dengan Jawa Barat, yaitu Gatot Mangkupradja, Otto Iskandardinata, dan Djuanda Kartawidjaya. Mereka dikenal bukan hanya sebagai pejuang kemerdekaan, tetapi juga tokoh yang berdedikasi dalam berbagai bidang untuk membangun negeri. Sopaat menambahkan bahwa perjuangan ketiga tokoh ini memberikan teladan yang kuat tentang pentingnya dedikasi dan keberanian dalam mengabdi kepada bangsa.
Dalam perspektif Islam, Sopaat mengaitkan spirit kepahlawanan dengan konsep jihad yang luas. Jihad bukan hanya pertempuran fisik, tetapi juga perjuangan besar dalam pengendalian diri dan nafsu. Menurutnya, nilai-nilai Islam mengajarkan bahwa pahlawan sejati adalah mereka yang berjuang untuk kebenaran dan menebar manfaat bagi kehidupan banyak orang.
Selain itu, Sopaat menekankan pentingnya bagi warga Muhammadiyah untuk memperbarui semangat perjuangan yang relevan dengan tantangan zaman. Ia mengusulkan agar penghargaan diberikan kepada “pahlawan-pahlawan” Muhammadiyah yang bekerja di akar rumput, seperti para kiai, ustaz, atau aktivis yang berdedikasi tanpa sorotan publik, khususnya yang berkiprah di ranting dan cabang Muhammadiyah.
“Spirit kepahlawanan yang dihidupi oleh generasi terdahulu Muhammadiyah adalah warisan berharga yang perlu terus dihidupkan dalam bentuk amal nyata demi kebaikan umat dan bangsa,” pungkas Sopaat. Ia juga menyarankan agar silaturahmi dengan keluarga para pahlawan terdahulu terus dijaga, terutama pada momen khusus seperti Milad Muhammadiyah atau Idul Fitri, sebagai wujud penghargaan terhadap jasa mereka.
Melalui forum Gerakan Subuh Mengaji ini, Sopaat berharap bahwa spirit kepahlawanan yang diwariskan oleh para tokoh Muhammadiyah dapat terus dipertahankan dan dijalankan dalam kehidupan modern. Menurutnya, implementasi nilai-nilai kepahlawanan ini dapat menjadi kontribusi nyata untuk kemajuan bangsa dan agama di era sekarang.