WARTAMU.ID, Suara Pembaca – Musyawarah Wilayah ke-16 Muhammadiyah Sumatera Selatan akan digelar 16-17 Desember 2022 di Prabumulih bersamaan dengan Musyawarah Wilayah ke-14 ‘Aisyiyah. Agenda pokok Musywil adalah membahas LPJ Pengurus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Selatan Periode 2025-2020 yang diperpanjang sampai 2022 karena Pandemi Covid, Penyusunan Program Kerja, Pemilihan Anggota PWM Sumsel Periode 2022-2027 dan pembahasan isu-isu lokal sesuai tema Musywil yaitu “Memajukan Sumatera Selatan dan Mencerahkan Indonesia”, Prabumulih (16/12).
Peserta Musywil diperkirakan sebanyak 400an orang dibagi dalam dua kategori yaitu anggota Musywil yang memiliki hak bicara dan hak suara, peserta yang hanya memiliji hak bicara dan undangan lainnya. Anggota Musywil adalah Anggota PWM Sumatera Selatan, utusan PDM Kabupaten/Kota dan utusan PCM setingkat pengurus kecamatan. Juga akan dimarakkan oleh ribuan penggembira yakni semacam suporter kalau di sepak bola. Bedanya suporter adalah pendukung kesebelasan kesayangan mereka namun pengembira hanya meramaikan saja, menghadiri acara pembukaan, bazar-bazar dan biasanya juga studi banding ke anak usaha tuan rumah seperti Klinik, Rumah Sekolah Muhammadiyah maupun amal usaha Muhammadiyah lainnya.
LPJ PWM Sumsel Periode 2015-2022
Laporan Pertanggungjawaban yang disampaikan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan, dalam forum Musywil akan ditanggapi oleh 17 Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten/Kota Se-Sumsel. Tanggapan ini kemudian dijawab oleh PWM sebelum dimintakan pengesahan dalam rapat pleno Musywil. Biasanya dalam tanggapan ada catatan yang disampaikan. Catatan Pimpinan Daerah dalam menanggapi LPJ PWM akan menjadi dasar kebijakan pimpinan selanjutnya.
Program Kerja
Program Kerja yang diajukan akan dibahas lebih detil dalam rapat-rapat komisi. Pada Musywil kaki ini ada 3 komisi yang dibentuk yaitu Komisi A Kebijakan Umum organisasi dan LPJ, Komisi B : Program Kerja, dan Komisi C : Rekomendasi. Secara umum program Muhammadiyah adalah Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar dengan yang ditopang oleh pilar pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Pemilihan Pimpinan yang unik, Berbeda dengan demokrasi dalam memilih pemimpin di Indonesia pada jalur birokrasi, legislasi dan organisasi kemasyarakatan lainnya yang sebelum pemilihan kental sekali dengan hiruk pikuk bakal calon. Di Muhammadiyah yang mengedepankan kolektif kolegial justru adem adem saja. Sebelum permusyawaratan selesai, akan sulit memprediksi siapa yang akan memimpin selanjutnya, terutama jika sang ketua sudah memimpin dua kali berturut-turut dan sudah tidak bisa lagi menjadi ketua periode berikutnya. Namun masih boleh dicalonkan dan menyatakan kesediaannya untuk mengisi formasi selain ketua. Muktamar Muhammadiyah ke-48 membuktikan keteduhan proses pemilihan pimpinan di Muhammadiyah.
Musywil kali ini akan lebih demokratisasi dan lebih berwarna dari pemilihan pimpinan sebelumnya. Ini karena 90% incumber dicalonkan kembali dan menyatakan kesediaan. Lalu ada 10 PDM Kabupaten yang ada keterwakilan dalam Daftar Calon Sementara dan ada 9 Ketua PDM se Sumsel yang ikut pertarungan merebut 11 anggota pimpinan wilayah. Demikian juga ketua majelis lembaga tingkat wilayah banyak yang masuk bursa pimpinan.
Ketua-ketua PDM yang disinyalir akan bersaing ketat merebut keanggotaan pimpinan diantaranya adalah Abdul Hamid Usman (OKI), Sudarta Salman (Ogan Ilir), Prioyitno (OKUT), Ahmad Dimyati Rais (Pagar Alam), Novhendry Syamsuddin (Muratara), Mustofa (Palembang), Sriyanto (Muba), Triyono (Mura), dan Zulkifli Mahrus (Banyuasin) Sementara Prof. Romli, Ketua PWM Sumsel periode 2015-2022 kembali menyatakan kesediaan untuk dipilih pada Musywil ini. Namun sudah tidak bisa lagi menjadi Ketua. Ini juga salah satu keunikan Muhammadiyah, mantan ketua bisa saja menjadi wakil ketua pada periode berikutnya.
Mekanisme pemilihan pimpinan Muhammadiyah dimulai dari pencalonan oleh para pencalonan yaitu anggota pimpinan pada tingkat yang bermusyawarah kemudian pimpinan di bawahnya dan organisasi otonom setingkat. Calon-calon yang di calonkan tersebut kemudian dimintakan kesediaan dengan membuat pernyataan berikut lampirannya, kemudian diverifikasi kesesuaian dengan syarat calon oleh panitia pemilihan. Mereka yang memenuhi persyaratan dan mengembalikan pernyataan kesediaan dituangkan di dalam daftar calon sementara atau DCS daftar calon sementara pimpinan wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan dibawa oleh Panlih ke pleno Musywil untuk disahkan sebagai calon tetap atau DCT. Anggota Musywil memilih 11 orang dari calon tetap menjadi 11 anggota pimpinan. 11 pimpinan terpilih melakukan rapat untuk memilih ketua pimpinan wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan dan yang lain berbagi tugas sebagai wakil ketua sekretaris dan bendahara. Tidak harus anggota pimpinan terpilih dengan suara terbanyak menjadi ketua pada hakekatnya siapapun diantara 11 anggota terpilih berpeluang menjadi ketua sesuai dengan keputusan rapat terbatas mereka. Dengan mekanisme yang ada ini maka proses pemilihan pimpinan bisa berjalan dengan baik dan tidak ada benturan kepentingan antar calon dan ini menjadikan pemilihan berjalan dengan teduh aman dan damai.
Selamat bermusyawarah wilayah ke-16 Muhammadiyah Sumatera Selatan dan musyawarah wilayah ke-14 Aisyiyah Sumatera Selatan semoga menghasilkan program-program yang baik dan pimpinan yang amanah menggerakkan persyarikatan Muhammadiyah dan ‘Aisiyah.
Oleh : Sudarta Salman, SE,MM
Dosen Universitas Muhammadiyah Palembang
Artikel ini merupakan kiriman pembaca wartamu.id. (Terimakasih – Redaksi)