WARTAMU.ID, Bandung – Tahun 1965 di Bandung, Muktamar I Nasyiatul Aisyiyah dilaksanakan dengan status sebagai organisasi otonom. Maka momemtum muktamar XIV ini menjadikan spirit tersendiri bagi Nasyiatul Aisyiyah sebagai organisasi perempuan muda berkemajuan..
Cukup berbeda dengan Muktamar XIII sebelumnya, pada gelaran Muktamar XIV kali ini, Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah melaunching buku Sejarah Nasyiatul Aisyiyah yang digadang-gadang sebagai dokumentasi sejarah gerakan dan kerja nyata Nasyiatul Aisyiyah.
Ketua Umum PPNA Diyah Puspitarini pada pembukaan Muktamar, Jum’at (3/12) di Gedung Budaya Soreang, Kabupaten Bandung, menyampaikan bahwa pada muktamar ini Nasyiatul Aisyiyah akan merilis buku sejarah yang selama ini menjadi salah satu cita-cita Nasyiatul Aisyiyah.
“Pada Muktamar kali ini kami akan melaunching buku sejarah, di mana para tokoh-tokoh senior Nasyiatul Aisyiyah menjadi narasumber dalam penyusunan buku ini. Banyak ketum-ketum yang kami libatkan untuk menjadi narasumber dalam penyusunan buku ini,” ujar Diyah.
“Kami menyusun buku ini selama 3 tahun di masa pandemi,” tutur Diyah.
Diyah juga menambahkan bahwa buku Sejarah Nasyiatul Aisyiyah ini juga diharapkan menjadi kado Milad 94 Nasyiatul Aisyiyah.
Sebagai informasi, buku ini diterbitkan atas kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Jakarta dan dibagikan kepada seluruh peserta Muktamar.
Penulis buku ini adalah Muhammad Anggie Farizqi Prasadana dan Iva Fauziah. Sedangkan Tim Sejarah dalam penyusunan buku ini di antaranya Diyah Puspitarini, Ariati Dina Puspitasari, Hafizhotu Diyanah, hanifa Kasih Suratman dan Faizah.
Buku Sejarah Nasyiatul Aisyiyah ini memiliki 7 bagian. Bagian I Dakwah Mencerahkan Umat, Bagian II Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Bagian III Mempersiapkan Pemimpin Perempuan Masa Depan, Bagian IV Membangun Perekonomian Bangsa, Bagian V Menguatkan Pilar Kesehatan, Bagian VI Membantu Kaum Tertindas, dan Bagian VII Memperkaya Hazanah Seni.