WARTAMU.ID, Tuban – Beragam hikmah dapat kita petik dari seri perjalanan hidup Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar, dan Ismail AS. Ada pesan pengorbanan, ada pesan sosial, ada pesan spiritual, dan sebagainya. Dan, di antara pesan-pesan itu salah satunya adalah pesan bahwa lingkungan sangat berarti bagi kelangsungan hidup manusia.
Hal itu disampaikan Iwan Abdul Gani dalam khutbah Idul Adha di halaman masjid Amanah, Kecamatan Meraurak, Kabupaten Tuban. Sabtu (9/7/2022).
Menurut pria yang aktif dalam liputan terkait isu lingkunhan bersama LLHPB ‘Aisyyah bahwa, ketika ditinggal Ibrahim AS, Siti Hajar sadar bahwa ia harus mencari sumber kehidupan sebelum kebutuhan yang lain. Sumber itu adalah mata air.
Dalam perspektif teologis, kata dia, ada keyakinan bahwa Allah SWT menciptakan bumi dalam keadaan yang seimbang dan berlimpah sumber daya. Bagaimana tidak. Di tengah gurun yang tandus ternyata banyak tersimpan oase-oase yang terpencar.
“Ketika Idul Kurban kita dibelalakkan dengan perjuangan Siti Hajar untuk mendapatkan setetes air. Maka apakah layak sekarang ketika air berlimpah kita menggunakan semaunya? Tidak usah jauh-jauh pada saat yang sama masih banyak daerah yang kekurangan air dan harus membelinya dengan harga tidak murah,”ucapnya.
Lanjut dia, dari sudut pandang ekologi, sosial, maupun spiritual, budaya menghemat air mesti ditekankan. Tak cukup itu. Perlu upaya-upaya yang komprehensif dan sistematis agar lingkungan tetap lestari dan mampu mendukung kehidupan makhluk hidup.
Semua yang terjadi di muka bumi menurutnya tidak semuanya alami. Sejumlah permasalahan lingkungan justru kebanyakan disebabkan oleh tindakan manusia sendiri. Sebut misalnya banjir, longsor dan kekeringan.
Iwan menuturkan, salah satu teladan dari Nabi Ibrahim yang harus diteruskan adalah semangat mengabdikan diri dalam kebenaran.
Lanjutnya, setelah mengetahui kebenaran, Ibrahim tidak lantas berdiam diri. Ia pun mendakwahkan kepada masyarakatnya, mengajak masyarakatnya untuk ikut serta bersamanya dalam jalan yang lurus. Ia pun juga menjadi pemimpin negeri yang adil dan berusaha untuk membawa negerinya menjadi adil dan makmur. Hal ini seperti doanya yang terbadikan dalam Al-Quran:
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا بَلَدًا اٰمِنًا وَّارْزُقْ اَهْلَهٗ مِنَ الثَّمَرٰتِ مَنْ اٰمَنَ مِنْهُمْ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَاُمَتِّعُهٗ قَلِيْلًا ثُمَّ اَضْطَرُّهٗٓ اِلٰى عَذَابِ النَّارِ ۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْر
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, ‘Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,”’Dia (Allah) berfirman, ‘Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al Baqarah: 126).
“Ayat ini berisi do’a Nabi Ibrahim agar Makah yang tandus bisa menjadi negeri yang aman, diberi rezeki berupa buah-buahan. Untuk menjadi negeri sebagaimana dalam do’a tersebut, tentu dengan memelihara lingkungan,”jelasnya.
Diapun mengutip ayat 41 dari surat Ar Rum yang artinya “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
“Ada hal kecil dan konkrit yang bisa kita lakukan di momen Idul Adha tahun ini untuk menindaklanjuti kebutuhan melestarikan lingkungan yaitu mari untuk tidak penggunaan plastik sebagai pembungkus daging. Gunakanlah wadah yang ramah lingkungan yang dibawa dari rumah masing-masing,”ucapnya
Idul Adha kiranya dapat menjadi momentum untuk merenung bagi semua pihak bahwa Islam sesungguhnya sangat arif dan memperhatikan lingkungan. Islam juga memiliki konsep dan strategi untuk melestarikannya.
“Semua ini memberikan catatan bahwa sebagai bagian dari ajaran Islam, dan merupakan konsekwensi logis diciptakannya kita sebagai kholifah, kita memiliki tugas untuk melestarikan lingkungan dan hendaknya ini menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses dakwah dan ibadah,”tutupnya.
Iwan