WARTAMU.ID, Malang – Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) adalah kegiatan yang serupa dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kegiatan PMM merupakan kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa UMM baik secara perorangan ataupun berkelompok yang memiliki tujuan untuk memberikan suatu manfaat kepada masyarakat sesuai dengan peraturan UMM dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa.
Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Gelombang 06 Kelompok 42 dilaksanakan di Dusun Klandungan, Desa Landungsari, Kec. Dau, Kab. Malang dan di SDN Landungsari 2. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) telah disetujui oleh Bapak Asyarul Khakim selaku Kepala Desa Landungsari Malang dan Ibu Nur Hayatin, S. ST., M.Kom selaku Dosen Pembimbing Lapang serta pengurus RT setempat.
Program pokok yang diusung kelompok 42 adalah memberikan edukasi wawasan kebangsaan, menanam tanaman toga dan merancang serta menginstalasi penerangan pada daerah sekitar. Kegiatan ini diadakan di Dusun Klandungan, Landungsari, Kec. Dau, Kab. Malang dan SDN Landungsari 2. Kegiatan ini didasarkan pada survey yang dilakukan pada daerah tersebut. Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) dibuka oleh Bapak Asyarul Khakim selaku Kepala Desa Landungsari pada Rabu (31/8/2022).
Pendidikan adalah suatu proses yang sangat penting bagi kelangsungan hidup dan kehidupan manusia karena pendidikan adalah sebuah lembaga vital sekaligus menyediakan investasi jangka panjang bagi semua bangsa di dunia. Pendidikan juga dapat dikatakan suatu indikator kemajuan peradaban suatu bangsa. Atas dasar tersebut, tim mahasiswa UMM ini berupaya untuk memupuk rasa cinta tanah air sejak dini dengan memberikan wawasan kebangsaan di SDN Landungsari 2.
Kegiatan pemberian pembekalan wawasan kebangsaan kepada siswa-siswi SDN Landungsari 2 telah mendapatkan izin Kepala Sekolah SDN Landungsari 2 Ibu Kusmiyati. Pemberian pemahaman wawasan kebangsaan, utamanya kepada anak-anak SD memiliki nilai yang sangat strategis. Hal ini tentunya dalam rangka pembinaan sumber daya manusia, khususnya anak-anak dan generasi muda untuk lebih mencintai tanah airnya, memiliki rasa bela negara, da memiliki semangat juang dalam belajar.
“Pemberian wawasan kebangsaan harus disesuaikan dengan keadaan usia, sehingga bisa mudah dicerna, dipahami dan dimengerti untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari,” jelas koordinator kelompok 42 Andiko Dwiky Hermawan.