WARTAMU.ID, Bogor, 28 Oktober 2024 – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-96, Karang Taruna Desa Sukajaya, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, mengadakan seminar yang bertujuan untuk meningkatkan jiwa nasionalisme serta menolak paham radikalisme, intoleransi, dan terorisme yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Kegiatan yang berlangsung di SDN Gadog 04, Kampung Jami RT 04/04 Desa Sukajaya ini dimulai pada pukul 9 pagi dan disambut antusias oleh para pemuda-pemudi desa yang datang bersemangat untuk mengikuti seminar ini.
Maesa Andini, Ketua Pelaksana acara, menyampaikan harapannya agar para pemuda mampu mengenali tanda-tanda bahaya dari paham radikalisme, intoleransi, dan terorisme melalui materi yang disampaikan oleh para narasumber. Dalam sambutannya, Maesa menegaskan pentingnya pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai persatuan yang mampu memperkokoh semangat nasionalisme, terlebih di kalangan anak muda yang menjadi generasi penerus bangsa.
Ketua Karang Taruna Desa Sukajaya, Asep Suryana, menyebutkan bahwa salah satu cara efektif dalam menangkal paham radikalisme dan terorisme adalah dengan melibatkan generasi muda dalam pelestarian dan penguatan nilai-nilai budaya serta adat istiadat. Menurutnya, memahami dan mencintai keanekaragaman budaya, namun tetap satu dalam bingkai NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, adalah metode yang ampuh untuk mempersempit ruang gerak ideologi radikal.
“Kita memiliki budaya yang sangat kaya. Mengajak kaum muda untuk lebih mengenal dan mencintai budaya bangsa sendiri adalah ‘vaksin’ penting dalam mencegah penyebaran paham radikalisme dan terorisme,” tegas Asep. Menurutnya, mencintai budaya bangsa adalah salah satu cara untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap negara, yang selanjutnya akan memperkuat ikatan terhadap bangsa Indonesia.
Selain itu, acara seminar ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Mabes Polri dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) yang turut serta dalam mengedukasi peserta mengenai pentingnya menjaga persatuan bangsa dan waspada terhadap bahaya ideologi radikal.
Seorang peserta seminar menyampaikan harapannya agar kegiatan semacam ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan. “Seminar ini sangat bermanfaat, kami harap kegiatan seperti ini dapat terus diadakan agar pemahaman tentang bahaya radikalisme semakin mengakar di kalangan anak muda,” ungkapnya.
Radikalisme dan terorisme adalah isu yang saat ini sering dikaitkan dengan aksi-aksi kekerasan, terutama yang berhubungan dengan agama. Istilah radikal dan radikalisme sendiri berasal dari bahasa Latin “radix, radicis,” yang berarti akar atau asal mula, yang menggambarkan sesuatu yang menyeluruh dan kokoh. Namun, radikalisme kini lebih dikenal sebagai paham yang menginginkan perubahan sosial dan politik melalui cara-cara yang keras dan drastis.
Dengan adanya kegiatan seperti ini, Karang Taruna Desa Sukajaya berharap agar pemuda setempat dapat memiliki pemahaman lebih mendalam tentang bahaya laten radikalisme dan terorisme, sekaligus menanamkan kecintaan pada nilai-nilai persatuan yang berlandaskan pada Bhineka Tunggal Ika.