WARTAMU.ID, Yogjakarta – Eco Bhinneka, sebuah program yang dinisiasi oleh Muhammadiyah yang bertujuan merawat kerukunan melalui aksi pelestarian lingkungan, kini telah berjalan lebih dari satu setengah tahun. Di akhir tahun ini, seluruh manager dan staff program Eco Bhinneka Muhammadiyah di tingkat pusat maupun regional melakukan refleksi hasil evaluasi kerja di 2022, menyusun dan menyepakati Detail Implementasi Program (DIP) di 2023, dan pengembangan strategi implementasi program. Agenda tersebut dibahas dalam acara Workshop Perencanaan, Monitoring, dan Evaluasi (PME), di Yogyakarta pada 16-18 Desember 2022.
Surya Rahman Muhammad, Program Manager Eco Bhinneka Muhammadiyah menyatakan bahwa pertemuan ini merupakan kesempatan yang baik untuk melakukan refleksi evaluasi dan membahas perencanaan di 2023. “Kita bisa berkaca dari proses yang kita lakukan ataupun membandingkan regional lain yang lebih berkembang.” ungkapnya. Ia berharap, proses tersebut bisa menjadi masukan untuk para peserta.
Menggunakan Strategi Pendekatan Lokal untuk Mencapai Tujuan Program
Monev Consultant Eco Bhinneka Muhammadiyah, Ahsan J. Hamidi mengatakan bahwa terdapat sejumlah dinamika proses, pembelajaran dan temuan menarik selama program ini berjalan. “Karakter kewilayahan, kultur masyarakat, dan politik daerah di masing-masing regional juga memberikan warna berbeda. Sehingga dengan keragaman tersebut, pelaksana program harus dapat menemukenali pendekatan, maupun isu lokal, yang digunakan untuk mencapai tujuan program.” ungkap Hamidi tentang latar belakang diadakannya workshop ini.
Terkait tahapan evaluasi program, Hamidi pun menjelaskan bahwa pada bulan September hingga Oktober 2022 yang lalu, program Eco Bhinneka telah melakukan evaluasi secara menyeluruh, baik dalam konteks Managerial dan Programatik yang dilaksanakan oleh evaluator eksternal. “Hasil dari evaluasi tersebut, merekomendasikan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kualitas program, sesuai tujuan dari program Eco Bhinneka yang merupakan bagian dari program JISRA (Joint Initiative for Strategic Religious Action).” terangnya.
Proses Fasilitasi Workshop
Sesi awal pada Workshop ini, Hamidi memandu diskusi mengenai refleksi hasil evaluasi kerja di 2022. “Peserta dibagi menjadi 4 kelompok, sesuai dengan regional masing-masing, yaitu: Pontianak, Ternate, Solo, dan Banyuwangi. Kemudian masing-masing kelompok diminta membaca dan mengidentifikasi temuan hasil evaluasi.” terang Hamidi selaku fasilitator workshop. Setelah itu, imbuh Hamidi, per kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi mereka, terkait: (1) target kegiatan dan output yang belum dipenuhi, (2) temuan capaian yang berhasil dicapai sesuai dengan target output, (3) serta capaian lain yang melampaui output.
Adapun sesi berikutnya, Ia memberi kesempatan kepada program manager untuk memandu perencanaan di tahun 2023 dengan cara melengkapi output dan indikator program pada Detail Implementation Program (DIP) 2023. Sedangkan di sesi terakhir, peserta diberi kesempatan untuk menyampaikan permasalahan dan memberi masukan tentang manajemen keuangan, administrasi, dan media, kepada tim manajemen nasional program Eco Bhinneka.
Apresiasi dari Direktur Program kepada Tim
Direktur Program Eco Bhinneka Muhammadiyah, Hening Parlan menjelaskan mengenai tahapan pengelolaan program yang baik. Ia menyampaikan bahwa di tahun pertama, program Eco Bhinneka telah membangun identitas diri dan network. “Nah di tahun kedua, itu saatnya kita mulai mengembangkan sayap, mulai di internal dulu, dan mulai pelan-pelan ke eksternal” ujarnya. “Nanti tahun ketiga kita akan membuat model yang lebih luas dan tahun ke empat kita harus meninggalkannya dengan baik” kata Hening.
Pada kesempatan ini pula, Hening menyampaikan apresiasi, semangat, dan mengucapkan terima kasih atas kerja keras tim manajemen program. “Menurut saya, kalian nggak usah kecewa. Jadi kalau ada yang kurang, biasa saja lah. Karena kalau dilihat, kalian itu sudah keren” katanya. “Kalian harus mikirin bahwa ‘Saya akan melakukan yang terbaik hari ini dan besok.’ Semoga saling kompak dan tetap semangat untuk kalian semua” ucap Hening yang disambut dengan tepuk tangan meriah dari para peserta.
Curah Rasa Peserta
Usman Mansur, Staff Eco Bhinneka Muhammadiyah Maluku Utara mengaku gembira mengikuti workshop ini. Selain karena bisa bertemu kembali teman-teman pengelola program Eco Bhinneka dari berbagai wilayah, kini Ia mengetahui program mana yang sudah dijalankan dan mana yang belum, dan bagaimana strategi menjalankannya. “Dari kegiatan ini, kita dapat mengetahui sejauh mana kinerja kita dalam satu tahun terakhir ini” kata Usman yang saat ini menjabat selaku Ketua DPD IMM Maluku Utara. “Workshop ini juga dapat membangun kedekatan kita secara emosional, meski pada akhirnya profesional kerja tetap sangat diutamakan” ungkapnya.
Sedangkan Hanifa Kasih Surahman, Regional Manager Eco Bhinneka Surakarta mengungkapkan kritik dan sarannya terkait pelaksanaan workshop ini. “Waktu yang diberikan untuk mendiskusikan materi pada workshop ini menurut saya perlu ditambah” kritiknya. “Karena keterbatasan waktu tersebut, maka perlu ada review kembali, atau catatan penting yang dibagikan, tentang apa saja hasil diskusi dan kesepakatan dari pertemuan ini, sebagai acuan kita di masa mendatang“ saran Hanifa, yang kini masih menjadi anggota aktif di Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA). Dengan begitu, Ia berharap para peserta tidak lupa dengan keputusan yang telah disepakati bersama melalui forum workshop ini.