WARTAMU.ID, Suara Pembaca – Seratus Empat belas tahun yang lalu (1908) bangsa Indonesia memiliki sumber daya manusia yang tangguh, mandiri, berfikir progresif dan cerdas menentukan strategi untuk memajukan bangsa melawan cengkeraman penjajah. Komunitas yang lahir dari rahim STOVIA sekolah kedokteran zaman Belanda; Soetomo dkk menyuarakan semangat kebangsaaan melebur semangat lokal untuk mencapai cita-cita besar melepaskan belenggu penjajahan. Armada besar bernama BUDI UTOMO pada tahun 1908 menjadi wadah seluruh elemen bangsa dalam menyuarakan semangat nasionalisme. Bahkan menjadi benih-benih persatuan bangsa yang melahirkan semangat persatuan pada Kongres Pemuda 1928 serta Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945.
Hari Kebangkitan Nasional pertamakali diperingati pada tanggal 20 Mei tahun 1948 di Yogyakarta oleh Presiden Soekarno. Penetapan secara resmi pada tanggal 16 Desember 1950 oleh Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden nomor 316 tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang bukan hari libur.
Tokoh tokoh yang ada dibalik berdirinya Budi Utomo adalah Soetomo, Soeradji Tirtonegoro, Gondo Soewarno, Goenawan Mangoenkoesoemo, Soelaiman , M.Soewarno, Moehammad Saleh, RM. Goembrek. Soetomo lahir di Nganjuk Jawa Timur tahun 1888, berprofesi sebagai dokter dan aktif dalam gerakan politik, diplomasi, pendidikan dan gerakan kemanusiaan. Soetomo juga menjadi salahsatu pelopor berdirinya RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 1923. Mendirikan klinik Muhammadiyah Surabaya. Soeraji Tirtonegoro, lahir di ponorogo tahun 1887 seorang dokter yang ahli bahasa Jawa, menjadi komunikator antara Budi Utomo dengan masyarakat jawa/masyarakat Bumi Putera yang hanya mampu bahasa jawa. Soeraji adalah tokoh yang mengusulkan dua nama untuk organisasi yaitu Eko Projo dan Budi Utomo, Soetomo memilih Budi Utomo sebagai nama organisasi. Pada tanggal 17 September 1946 Soeraji mendirikan organisasi kemanusiaan PMI Palang Merah Indonesia dan rumahnya di Klaten menjdi Markas PMI. Atas jasanya dan pengabdiannya pada rakyat Soeradji mendapat Gelar Raden Tumenggung Tirtonegoro. Namanya diabadikan sebagai nama RSUD Klaten yaitu RSUD dr.Soeradji. Goenawan MangunKoesoemo adalah sekretaris pertama Budi Utomo, seorang yang konsisten dalam pendirian, penggerak roda organisasi, motifator, memiliki jiwa pekerti serta rasa dalam berbahasa. Memiliki kemampuan meyakinkan oranglain atas gagasan dan pendapatnya. Para tokoh Budi Utomo lainnya adalah insan cendekia, terpelajar, memiliki pemikiran cemerlang dan memiliki idealisme yang tak tergoyahkan untuk Indonesia.
Perkumpulan Budi Utomo mengubah strategi perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah yang dilakuan secara fisik/militer di lengkapi dengan perjuangan diplomasi, yang awalnya masih bersifat lokal menjadi perjuangan bersekala nasional. Budi Utomo juga menggagas adanya Studiefonds (dana pendidikan hususnya untuk pelajar miskin) bersama dr Wahidin Sudiro Husodo. Berdirinya Budi Utomo juga berdampak pada munculnya gerakan-gerakan lain yang berjuang secara diplomatis misalnya Serikat Islam, Indische Partij, Muhammadiyah, Perhimpunan Indonesia Dll.
Budi Utomo dengan organisasi Muhammadiyah saling menolong dan saling menguatkan. Bergabungnya Ahmad Dahlan dalam organisasi Budi Utomo menjadikan Ahmad Dahlan mendapat kepercayaan menjadi pengajar di Kweekschool dan OSVIA sebagai Guru Ilmu Agama Islam dan sebaliknya Budi Utomo mengutus Kholil menjadi pengajar Ilmu Umum di sekolah Ahmad Dahlan. Tidak berhenti sampai disitu, diskusi Ahmad Dahlan dan tokoh-tokoh Budi Utomo melahirkan ide cemerlang untuk memperkuat eksistensi organisasi Budi Utomo dan anggota Budi Utomo membantu mengurus usulan Besluit organisasi Muhammadiyah yang telah berdiri tahun 1912. Tiga tahun kemudian tanggal 22 Agustus 1914 terbit Besluit dari Pemerintah Belanda yaitu pengakuan secara resmi organisasi berbadan hukum, yang berlaku mulai tanggal 22/23 Januari 2015. Anggota Budi Utomo R Sosro Sugondo guru Bahasa Melayu di Kweekschool Jetis juga membantu dalam penyelarasan bahasa pada Anggaran Dasar Muhammadiyah pertama yang di tulis dengan Bahasa Belanda dan Bahasa Melayu. Konggres pertama Budi Utomo tahun 1917 diselenggarakan dirumah pendiri Muhammadiyah Ahmad Dahlan.
Tokoh Budi Utomo,Ki Hajar Dewantoro, Ahmad Dahlan, Kiyai Mas Mas Mansyur, Ir. Soekarno adalah sahabat dekat sama-sama berjuang untuk memajukan bangsa dan meneguhkan visi kebangsaan kaumnya. dr. Soetomo sepulang dari studi spesialis Kulit di Universitas Amsterdam dan Jerman 1923 sering berdiskusi dengan KH. Mas Mansur mendalami masalah agama, politik, filasafat, dan Teologi. dr. Soetomo menjadi Medische Adveseur (penasehat urusan kesehatan) Muhammadiyah tahun 1925. Mempelopori berdirinya RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun1923. Mendirikan Poliklinik Muhammadiyah disurabya kini RS Muhammadiyah Surabya tahun1924.
Pelajaran berharga yang dapat kita petik pada kesempatan peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2022 antara lain: Pertama, STOVIA lembaga pendidikan dapat berfungsi sebagai kawah condrodimuko yang mampu melahirkan para siswa yang memiliki idealisme, cita-cita luhur terhadap bangsanya, manusia tangguh dalam pergerakan kebangsaan. Mampu melahirkan insan profesional dalam bidangnya dan memiliki keunggulan bidang pergerkan nasional, menjadi catatan penting untuk dunia pendidikan kita saat ini sejauhmana pendidikan kita mampu malahirkan manusia terdidik yang memiliki kompetensi ideologi Pancasila, bela negara, mempertahankan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan untuk Indonesia tangguh sepanjang sejarah.
Kedua, hubungan tokoh-tokoh Budi Utomo dengan Ahmad Dahlan, Mas Mansyur dari kalangan agamawan menjadi catatan penting bagi kita saat ini tak perlu menghabiskan energi dengan membenturkan antara religius dan nasionalis, karna dalam jiwa orang religius terpatri jiwa Nasionalisme sebagai warga bangsa dan pada seorang yang nasionalis Indonesia pasti ada religiusitas yang melekat pada diri sebagai makhluk yang percaya adanya Tuhan YME. Persoalan besar yang sedang kita hadapi adalah melanjutkan cita-cita kemerdekaan-mempertahankan kemerdekaan, mengurai persoalan bangsa serta mencari solusi yang strategis untuk kemaslahatan bersama.
Ketiga, Integritas pribadi Soetomo dkk para penggagas Budi Utomo perlu digali agar menjadi inspirasi bagi kita dizaman ini; semangat dalam meningkatkan kompetensi dan melejitkan potensi, mampu menjalankan profesi sesuai tupoksi dan pada saat yang sama tetap aktif dalam gerakan sosial dan kemanusiaan, rela berkorban dan saling menguatkan sesama insan pergerakan.
Keempat, kesadaran untuk bangkit kembali diawali kesadaran bersama bahwa kita perlu bangkit. Semangat Nasionalisme saja tidak cukup tapi perlu saling ta’awun/menolong, saling menguatkan, saling sinergi sesama elemen bangsa bukan saling menggunting dalam lipatan.
Selamat Hari Kebangkitan Nasional 2022.
Penulis: Dra. Nurhayati Wahidah, M.Pd.I
(GPAI SD, Sekretaris DPW AGPAII Lampung, Ketua LPPA PWA Lampung)