Apa Sih Stunting Itu? Berikut Penjelasannya

UNISA Yogyakarta, Kemdikbud-Ristek dan IGABA Kapanewon Gamping

WARTAMU.ID, Yogjakarta – Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan RI tahun 2018 menunjukkan bahwa 3 dari 10 anak Indonesia Mengalami stunting. Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting. Lalu apa sih stunting itu? Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan

UNISA Yogyakarta, Kemdikbud-Ristek dan IGABA Kapanewon Gamping

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Salah satu cara mencegah stunting yaitu dengan konsumsi gizi seimbang. UNISA Yogyakarta mengajak Ikatan Guru ABA Se Kapanewon Gamping dengan hibah Kemendikbud Ristek, menyelenggarakan pengabdian masyarakat untuk sleuruh Guru IGABA se Kapanewon Gamping dengan memberikan pikoedukasi tentang, Pentingnya Gizi bagi Tumbang Anak, Status Gizi Anak, dan Coping Stress pada kasus Stunting. Acara ini diikuti oleh lebih kurang 60 peserta dari 22 TKA se Kapanewon Gamping. Masing-masing TKA diwakili oleh 3 orang yaitu Kepala Sekolah, PJ UKS, dan PKJ data dan pelaporan.

Indonesia menjadi negara dengan jumlah kasus stunting terbesar kedua se-Asia Tenggara, setelah Timor Leste. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021, 3 dari 10 atau 24 persen anak Indonesia mengalami dan memiliki potensi besar mengalami stunting. Bagi ibu hamil dan ibu menyusui untuk sekali makan, dianjurkan untuk mengkonsumsi buah, nasi atau makanan karbohidrat pengganti, sayur, proein hewani maupun nabati. Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.

UNISA Yogyakarta, Kemdikbud-Ristek dan IGABA Kapanewon Gamping

Berangkat dari kondisi tersebut, UNISA Yogyakarta dalam program pengabdian masyarakat bekerjasama dengan Kemdikbud-Ristek dan IGABA Kapanewon Gamping. Program ini selain berisi psikoedukasi masyarakat tentang pengetahuan seputar gizi bagia anak dan mnegenal stunting beserta bagaimana pencegahannnya, juga berisi tentang bagaimana mempersipakan generasi sehat gemilang secara fisik, serta bagaimana membuat menu makanan yang sehat dan sederhana untuk bekal anak di sekolah, yang memenuhi gizi seimbang dan mengangkat kearifan lokal. Selain itu, juga diciptakan senam Cegah Stunting untuk menyemangati anak-anak usia prasekolah menyehatkan fisiknya. Sehingga harapannya sehat fisik, cukuip gizi dan sehat mental. Program mulai dilaksanakan pada Juni 2022 hingga Agustus 2022 ini.

Kegiatan Cegah Stunting dilaksanakan dengan tiga intervensi utama, yaitu (1) Membuat makanan sehat dengan 3 resep yaitu; bakso jamur, dimsum tempe, dan nugget tempe, dimana tim pengabdian UNISA membuatkan video untuk panduan orang tua dalam menyiapkan bekal sehat dengan gizi seimbang; (2) Edukasi gizi yang bersifat multi-sektor dengan tujuan mempromosikan asupan makan yang sehat dan aktivitas fisik serta menjaga agar tidak sampai mengalami stress berlarut-larit yang dapat mengganggu Kesehatan mental yang akgirnya berefek pada Kesehatan fisik anak dan orang tua; serta (3) Senam Cegah Stunting untuk Kesehatan fisik anak.

Tim yang tergabung adalah 3 dosen dan 6 mahasiswi yang terdiri dari 2 mahasiswi prodi gizi, 2 mahasiswi prodi kebidanan dan 2 mahasiswi psikologi. Sedangkan dosen yang terlibat adalah Ketua Evi Wahyuntari, S.ST., M.Keb. dari prodi (Kebidanan), Faurina Risca Fauzia, S.Gz., M.P.H. dosen prodi gizi dan Ratna Yunita Sertiyani S, M.Psi., Psikolog dosen psikologi UNISA Yogyakarta.