WARTAMU.ID – Di masa sulit ini, pemerintah sedang berlomba dengan waktu untuk menangani Covid-19. Namun, di sisi lain ada juga politisi yang berlomba mendapat kepercayaan rakyat pada 2024 nanti. Tak jarang saat ini, berbagai baliho ukuran besar terpasang di pelosok wilayah.
Termasuk baliho Ketua DPR, Puan Maharani. Baliho politisi PDIP ini sudah sangat ramai dan sering terlihat di pojokan jalan utama di beberapa kota. Soal Puan Maharani dan tim memasang baliho, Tokoh Muda NU, Ayang Utriza justru mempertanyakan soal dana yang digunakan, dikutip dari pikiran-rakyat.com
Dia menanyakan dana tersebut dari pribadi, partai, atau pengusaha. Dengan total anggaran yang besar, Ayang Utriza menyarankan anak perempuan Megawati ini untuk mendonasikan uangnya pada fakir dan miskin.
Terlebih saat ini, masyarakat Indonesia tengah menghadapi kesulitan atas serangan Covid-19.
“Mbak @puanmaharani_ri izin bertanya: berapa biaya buat baliho dan spanduk ya? Dananya dari mana? Pribadi? Partai? Pengusaha?” tanya Ayang Utriza seperti dikutip dari akun twitternya pada Sabtu, 31 Juli 2021.
Melihat anggaran yang dipastikan tidak sedikit, Ayang menilai uang untuk baliho akan jauh lebih bermanfaat untuk fakir miskin
“Lebih baik uangnya diberikan ke fakir-miskin dan kaum dhuafa-mustadh’afin, apalagi saat pagebluk,” ujarnya.
Dia pun menyarankan, agar mendekati rakyat dengan cara sumbang kinerja terbaik dan perhatikan rakyat.
Menurut dia, untuk memperhatikan rakyat tersebut, bukan dengan cara pasang-pasang baliho, melainkan terjun langsung, beri bantuan.
“Dekati rakyat dengan kerja, hati, dan perhatian bukan dengan baliho,” tegas Tokoh Muda NU itu.
Di sisi lain, baliho-baliho bergambar politisi PDIP, Puan Maharani ini mulai “diganggu” dengan aksi vandalisme.
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam mengatakan, vandalisme yang menyasar baliho Ketua DPR Puan Maharani harus disikapi tenang agar masyarakat bersimpati.
Vandalisme terhadap baliho Puan Maharani terjadi di sejumlah daerah di Jawa Timur seperti di Blitar dan Surabaya.
Tak hanya dirusak, sebagian baliho berukuran besar yang isinya mengajak masyarakat patuh protokol kesehatan itu dicoret, bahkan ditulisi kata-kata yang dinilai tidak pantas.
“Aksi vandalisme itu baiknya direspons dengan tenang. Sebab, dengan kejadian ini, masyarakat kian simpati kepada Mbak Puan,” ujarnya, Selasa 27 Juli 2021.
Peneliti dari Surabaya Survey Center (SSC) itu berpendapat, Puan Maharani dan pendukungnya sebaiknya menanggapi secara bijak dan tak emosional.
“Anggap saja itu ujian. Semakin sering diganggu biasanya banyak simpati. Pemilih indonesia itu ‘melow’, atau kian dizalimi makin dapat simpati,” ucapnya seperti dilaporkan Antara.
Sementara itu, Direktur Indo Publika, Asip Irama menilai bahwa vandalisme itu diduga sengaja bertujuan menjatuhkan marwah Puan Maharani. Namun justru menunjukkan bahwa Puan Maharani sebagai sosok yang mengancam kepentingan politik pihak lain dalam kancah politik nasional.
“Bagaimana pun kehadiran Mbak Puan dengan PDI Perjuangan yang cukup solid adalah ancaman tersendiri bagi calon presiden 2024 lainnya,” katanya.
Menurut dia, posisi Puan Maharani sebagai Ketua DPR memberikan nilai tawar cukup tinggi sehingga banyak pihak yang merasa tidak nyaman.
Ia menilai, wajar jika aksi vandalisme itu dikaitkan dengan kepentingan pemilihan presiden 2024. Aapalagi Puan Maharani Semakin santer dikabarkan maju sebagai bakal calon, baik sebagai presiden atau wakil presiden.
Kendati demikian, ia juga menyarankan agar aksi vandalisme itu tidak ditanggapi berlebihan, apalagi kejadian tersebut sudah ditangani kepolisian.
“Kampanye hitam tidak perlu dihadapi berlebihan, karena hanya akan merugikan serta menurunkan elektabilitas. Tulisan pada baliho itu masih ujian angin, belum badai,” tutur Asip.