WARTAMU.ID, Kabupaten Blitar – Dalam upaya memberikan kontribusi nyata terhadap pemberdayaan masyarakat, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadikan PMM sebagai wadah bagi mahasiswa agar berperan aktif dalam pengembangan bangsa. PMM merupakan salah satu bentuk kontribusi mahasiswa kepada masyarakat guna meningkatkan inovasi dan kepedulian sosial. Kegiatan pengabdian atau pemberdayaan masyarakat oleh mahasiswa (PMM) untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Mahasiswa PMM kelompok 95 gelombang 4 berada dibawah bimbingan dosen pembimbing lapangan Ardik Praharjo, S. AB., M. AB. Kelompok 95 beranggotakan 5 orang jurusan teknologi pangan, antara lain Tian Marieta, Nabilla Devista Putri, Divana Aulia Putri, Yanuar Diah Pramesti, serta Syifa Putri Permatasari. Kegiatan oleh kelompok 95 yang telah dilangsungkan pada tanggal 23 Juli 2024, berfokus pada pemanfaatan limbah anorganik menjadi kerajinan tangan berupa bunga hias dan vas bunga. Kegiatan tersebut melibatkan seluruh mahasiswa PMM kelompok 95 dan ibu-ibu PKK Kelurahan Nglegok.
Limbah anorganik merupakan limbah yang bukan berasal dari makhluk hidup atau non hayati, seperti botol plastik, kaleng minuman, dan kaca. Penguraian limbah anorganik membutuhkan waktu yang lama bahkan hingga ratusan tahun karena sifatnya yang tidak mudah terurai secara alami. Limbah anorganik memiliki beberapa karakteristik, antara lain sulit terurai oleh mikroorganisme, penguraiannya memerlukan jangka waktu yang lama, mudah didaur ulang, serta berdampak signifikan terhadap lingkungan maupun kesehatan. Beberapa hal kebiasan masyarakat seperti sering membuang sampah sembarangan tanpa adanya pemanfaatan lebih lanjut serta limbah rumah tangga dapat merusak lingkungan dan kesehatan. Hal ini dikarena waktu penguraian limbah yang lama sehingga mengakibatkan timbulnya limbah anorganik.
Kegiatan ini dilaksanakan di pendopo Kelurahan Nglegok bersama dengan ibu-ibu PKK yang antusias mengikuti kegiatan. Kegiatan ini juga bersamaan dengan pertemuan rutin kader PKK Kelurahan Nglegok. Mahasiswa PMM kelompok 95 memandu jalannya kegiatan, dimulai dengan memberikan materi tentang limbah anorganik dan bagaimana mengolah limbah yang tepat. Ibu-ibu PKK menjadi sasaran kegiatan sebab paling sering menghadapi masalah ini. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat setempat, khususnya para ibu rumah tangga, untuk memanfaatkan limbah anorganik yang sering kali dianggap sebagai sampah tidak bernilai, menjadi produk yang bermanfaat dan estetis. Pada kegiatan ini, limbah yang digunakan adalah kresek, botol plastik serta sendok plastik bekas.
Pelaksanaan sosialisasi pengolahan limbah anorganik dimulai dengan pemberian materi terkait gambaran umum limbah anorganik dan juga gerakan easy zero waste. Setelah pemberian materi, dilakukan praktik pengolahan limbah anorganik menggunakan limbah sendok plastik, kresek, dan botol plastik bekas. Pengolahan limbah sendok plastik dan botol plastik menghasilkan vas bunga sedangkan limbah kresek menjadi bunga hias. Pada praktik ini dilakukan secara berkelompok yang terdiri atas 4-5 orang. Kegiatan dilaksanakan secara antusias dan menyenangkan dikarenakan ibu-ibu PKK tertarik dengan pengolahan limbah anorganik menjadi barang yang cantik dan lebih bermanfaat. Tak hanya itu, ibu-ibu juga sangat antusias untuk mengabadikan serta membawa pulang hasil karya mereka.
Kolaborasi antara mahasiswa PMM UMM dengan ibu-ibu PKK Kelurahan Nglegok menghasilkan berbagai dampak positif yang bermanfaat. Mahasiswa tidak hanya berbagi ilmu tentang daur ulang dan teknik pembuatan vas bunga dari limbah anorganik, tetapi juga belajar dari para ibu-ibu mengenai nilai-nilai kebersamaan dan praktik-praktik lokal yang telah teruji oleh waktu. Ibu-ibu PKK, yang berperan sebagai motor penggerak di komunitas, menjadi partner strategis dalam menyebarluaskan dampak positif dari program ini, baik secara langsung kepada anggota PKK lainnya maupun ke masyarakat luas. Melalui kegiatan ini, diharapkan muncul kesadaran kolektif untuk menjaga kebersihan lingkungan sembari memberdayakan komunitas lokal dengan cara yang inovatif dan kreatif. Kolaborasi antara kedua belah pihak tersebut menjadi bukti bahwa dengan kerjasama dan ide-ide kreatif, limbah yang selama ini diabaikan dapat disulap menjadi karya seni yang indah dan fungsional.