WARTAMU.ID, Humaniora – Tiba-tiba Partai Nasdem mengumumkan Capresnya hari ini, Senin, 3 Oktober 2022. Ini jauh lebih cepat dari rencana semula dimana Nasdem akan mengumumkan Capresnya tanggal 10 November 2022. Ada apa sebenarnya?
Sebelumnya, tanggal 1 Oktober 2022 Koran Tempo merilis berita yang cukup menghebohkan. Judulnya ‘Manuver Firli Menjegal Anies”. Dalam berita tersebut dijelaskan pada saat gelar perkara di KPK soal Formula E, Ketua KPK Firli Bahuri mendesak agar Anies segera dijadikan tersangka sebelum diusulkan oleh partai menjadi calon presiden.
Padahal, menurut tim penyidik KPK, belum cukup bukti untuk menjadikan Anies sebagai tersangka. Desakan Firli yang juga didukung oleh salah satu Komisioner KPK itu membuat publik bertanya-tanya, ada apa dengan KPK? Lalu muncullah tagar Save Anies Baswedan yang ramai di dunia maya.
Rupanya inilah yang mendorong Surya Paloh sebagai Ketua Umum Nasdem mengambil tindakan cepat, segera mengumumkan Calon Presiden pilihan Nasdem. Pilihannya pun ke Anies Baswedan, bukan Ganjar Pranowo atau Andika Perkasa, yang sebelumnya sudah ditetapkan sebagai calon presiden bersama Anies Baswedan. Mengapa Surya Paloh begitu berani membuat keputusan cepat dan memilih Anies Baswedan?
Beberapa hari sebelumnya, tepatnya tanggal 26 September 2022, CSIS merilis sebuah hasil survey yang cukup mengejutkan. Hasil survey itu menyatakan jika terjadi head to head antara Anies Baswedan dengan Prabowo Subianto, maka kemungkinan akan dimenangkan Anies dengan angka 48,6% vs 42,8%.
Demikian juga jika head to head Anies dengan Ganjar Pranowo, maka Anies menang dengan angka 47,8% vs 43,9%. Tentu hasil survey ini mengejutkan mengingat CSIS selama ini dinilai sebagai lembaga riset yang memiliki kredibilitas yang tidak diragukan. Sementara sebagian orang memandang CSIS bukanlah lembaga riset yang selama ini dianggap condong ke Anies Baswedan.
Surya Paloh yang sudah sangat matang berpolitik dianggap bukan orang yang gampang meleset dalam menentukan sikap politiknya. Perjalanan panjang SP selama ini membuktikan betapa instink politiknya selalu tepat, sejak dari Pilpres 2004 ketika Surya Paloh mendukung pasangan SBY-JK, dan saat Pilpres 2014 ketika Nasdem tampil menjadi partai pertama yang mendukung Jokowi setelah ditetapkan oleh Megawati sebagai calon presiden yang diusung PDIP.
Kecepatan Nasdem untuk menentukan calon presiden yang diusungnya sekaligus jawaban atas pernyataan Firli Bahuri sebagai Ketua KPK, bahwa jika Anies Baswedan sudah ditetapkan sebagai calon presiden oleh partai maka akan sulit bagi KPK untuk memprosesnya. Publik pada umumnya lebih berasumsi bahwa Ketua KPK telah bermain politik ketika akan menjadikan Anies Baswedan tersangka.
Secara personal Anies Baswedan selama ini dipersepsikan sebagai figur yang bersih, bahkan pernah menjadi Ketua Tim disaat KPK dirundung persoalan. Terpilihnya Anies tentu tidak lepas dari penilaian publik bahwa sosok Anies Baswedan dianggap sebagai figur yang berintegritas. Pada sisi lain, Ketua KPK Firli Bahuri justru pernah beberapa kali mendapat sorotan atas tindakannya yang dianggap tidak tepat saat memimpin KPK diantaranya ketika menggunakan helikopter sewaktu berkunjung ke kampung halamannya, dan menetapkan lagu ciptaan istrinya menjadi lagu mars KPK.
Penetapan Anies Baswedan sebagai calon presiden dari Partai Nasdem adalah pengumuman kedua partai politik soal calon presiden. Sebelumnya, Gerindra telah menetapkan Ketua Umumnya Prabowo Subianto sebagai calon presiden dalam Rapimnas tanggal 12 Agustus 2022. Sebenarnya, secara aturan main baik Nasdem maupun Gerindra belum bisa mengusulkan Capres jika tidak berkoalisi dengan partai lain. Setidaknya dibutuhkan 20% kursi di parlemen atau 25% suara hasil Pemilu 2019 lalu.
Saat ini Nasdem baru memiliki 10,26% suara parlemen sehingga masih membutuhkan 9,74% kursi parlemen lagi. Oleh karena itu saat ini Nasdem tengah intens menggodok koalisi bersama Demokrat dan PKS untuk mengusung Capres. Jika langkah Nasdem, PKS, dan Demokrat berhasil maka mereka diperkirakan akan menjadi koalisi pengusung calon presiden terbesar yaitu sekitar 28,35%.
Langkah Nasdem yang telah menentukan Capres Anies Baswedan tentunya akan memicu PKS dan Demokrat untuk menentukan sikap. Demikian juga partai-partai lain yang saat ini sedang melakukan penjajagan koalisi seperti Gerindra dan PKB, koalisi KIB (Golkar, PAN, dan PPP), serta PDIP yang meskipun tanpa berkoalisi bisa mengusung calon presiden sendiri tapi sepertinya tengah berusaha untuk mengajak partai lain untuk bergabung.
Deklarasi Nasdem untuk mengusung Anies sebagai Capres juga sekaligus akan semakin mensolidkan dukungan masyarakat yang selama ini telah membentuk relawan untuk mendukung Anies menjadi Presiden. Bagaimanapun juga, Presiden di Indonesia tidak bisa melalui jalur lain kecuali lewat partai politik.
Pernyataan Nasdem yang mengumumkan Anies sebagai calon Presiden setidaknya telah memberi jalan dan pintu masuk bagi masyarakat untuk semakin solid mendukung Anies Baswedan. Bisa dipastikan ini akan mendongkrak suara Anies dalam survey-survey capres yang selama ini dianggap masih stagnan. Inikah jalan baru kepemimpinan Indonesia menuju 2024? Wallahu a’lam.
Bekasi, 3 Oktober2022
Oleh : Muhammad Izzul Muslimin
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah 2006-2010 / Komisioner KPI 2007-2010
Artikel ini merupakan kiriman pembaca wartamu.id. (Terimakasih – Redaksi)