WARTAMU.ID, Humaniora – Selama ini Muhammadiyah dikenal dengan kekuatan AUM SOSPENDA yakni amal usaha Muhammadiyah sosial, pendidikan dan dakwah saja. Walaupun ada amal usaha lain yang mulai dikembangkan yaitu kesehatan, ekonomi dan pertanian. Ke depannya Muhammadiyah bisa meningkatkan kembali amal usaha dalam bidang bisnis, tambang dan proyek mercusuar lainnya. Tentu ini bukan hal yang mudah bagaikan membalikkan telapak tangan, melainkan ini kerja yang sangat panjang penuh kajian riset mendalam, analisis ilmiah, dan studi yang berkelanjutan melibatkan banyak elemen Muhammadiyah lainnya. Muhammadiyah telah terbukti selalu unggul dan menjadi rule model percontohan dalam dakwah, pendidikan, sosial, kesehatan dan ekonomi. Kini saatnya menambah dalam hal baru dengan kosenp yang lebih Green hijau, peduli lingkungan, menggerakkan masyarakat, dan juga sebagai kerja teologis, sosiologis dan ekologis sebagai trilogi nya. Menjadi sangat berkemajuan bilamana Muhammadiyah ambil andil sebagai penyeimbang, jika ormas lainnya pada akhirnya jatuh dalam jurang problematik ataupun kasus yang nantinya menjeratnya. Hal yang bisa dilakukan dengan menerapkan konsep, metode dan strategi yang berkemajuan dalam menambah amal usaha Muhammadiyah dengan melebarkan sayapnya.
Isu global saat ini adalah kriris iklim atau perubahan iklim yang erat kaitannya dengan lingkungan, atmosfer bumi dan juga keadaan geografis. Selain itu juga, isu global bisnis saat ini masih erat kaitannya dengan tambang baik nikel, timah dan lainnya demi mengisi bahan teknologi terbarukan pula dalam era modernisasi yang erat kaitannya dengan teknologi, kemajuan fasilitas dan ekonomi bisnis. Sehingga banyak penilaian diantara keduanya bagaikan air dan minyak yang tak mungkin bisa bersatu, dan ada pula yang menilai itu juga bisa bagaikan minyak dan api yang dapat menyatu secara kombinasi. Memang secara fakta dan data kerusakan alam masih banyak didominasi oleh tambang yang dikelola oleh perusahaan yang hanya mengejar profit semata, sehingga tidak ada konsep protektif terhadap alam, lingkungan, masyarakat dan juga konsep hijau. Inilah yang menjadi lahan dakwah teologis Muhammadiyah jika pada akhirnya mengambil perang pada AUM Tambang yang menanamkan trilogi values yakni teologis, sosiologis dan ekologis dalam rangka roda perekonomian. Jangan hanya trilogi untung saja yakni profit, saham, dan bisnis semata saja. Ketika mengambil manfaat dari alam bumi, maka harus memberikan manfaat kembali pada alam bumi dan tidak hanya merusaknya, mengeksploitasinya, dan menghancurkan dengan berbagai alasan kegagalan teknis atau lainnya. Ini menajdi sangat penting untuk diperhatikan secara detail dan berkelanjutan di dalam Muhammadiyah.
Antara Muhammadiyah Ekologis Survivor dan Muhammadiyah Prospektor Miner ini harus terintegrasi, kolaboratif, koperatif dan dapat berkesinambungan antar satu dengan yang lainnya sehingga dapat melahirkan keseimbangan. Jangan sampai keduanya justru saling bertolak belakang, berlawanan dan bermusuhan karena perbedaan kepentingan. Muhammadiyah Ekologis Survivor maksudnya adalah para aktivis Muhammadiyah yang konsen pada ketahanan lingkungan hidup dan bumi untuk menjaga semesta agar tetap hijaunya bumi ini. Sehingga Muhammadiyah Ekologis Survivor fokus pada lingkungan, bumi, geografi, dan iklim dalam nuansa merawat serta menjaga. Berbeda halnya dengan Muhammadiyah Prospektor Miner, maksudnya adalah aktivis Muhammadiyah yang mencari sumber daya alam untuk dijadikan pertambangan demi kemaslahatan hidup sebagai kebutuhan teknologi ternarukan dan mesin industri. Sehingga erat kaitannya dengan proses pertambangan, mengelola hasil kekayaan alam dan juga mengambil nya untuk manfaat kehidupan dalam nuansa memanfaatkan dan memberdayakan. Antara Muhammadiyah Ekologis Survivor dengan Muhammadiyah Prospektor miner ini harus selalu terjalin kekompakan bagaikan sepasang kekasih atau sepasang benda yang sama tak bisa dipisahkan, justru saling melengkapi dan menutupi kekurangan antar satu dengan yang lainnya dalam konsep kebersamaan yang abadi langgeng bukan perpisahan. Inilah yang menjadikan Muhammadiyah akan berbeda nantinya dengan ormas lainnya ketika menggarap tambang sebagai gerakan ekonomi baru pada ormas.
Pekerjaan pada proyek ini memang tidak bisa dilakukan secara instan, buru-buru dan dadakan, tentu harus melalui proses panjang yang berkelanjutan sebelum nantinya terjun untuk memulai aktivitas nya. Sehingga seluruh kajian ini akan menjadi lebih baik yang dapat dilakukan dengan cara integrasi dan interkoneksi kolaboratif antara Muhammadiyah Ekologis Survivor dengan Muhammadiyah Prospektor Miner nantinya. Keduanya diharapkan bagaikan suami istri atau ayah dan ibu yang saling memberikan perhatian antar satu dengan yang lainnya. Peran ibu di sini tentu ada pada Muhammadiyah Ekologis Survivor yang kesanya lebih mengasihi dan menyayangi. Peran ayah di sini tentu ada pada Muhammadiyah Prospektor Miner yang kesannya lebih menafkahkan dan mengayomi sebagai sebuah keluarga. Tinggal bagaimana caranya posisi keduanya ini menjadi sinkronisasi, harmonsisasi dan kolaborasi koordinasi yang terukur, terencana dan tersturtur rapi.
Sudah saatnya memang Muhammadiyah nantinya akan mengambil peran amal usaha dalam pertambangan, tinggal menyajikan strategi yang efektif dengan cara melalui sebuah perusahaan berbentuk PT yang disusun dengan baik, sehingga secara garis struktur koordinasi tidak langsung di bawah pimpinan pusat Muhammadiyah atau pimpinan wilayah Muhammadiyah yang merupakan ormas islam dakwah. Ini menjadi pembahasan para elit Muhammadiyah untuk mengurai langkahnya agar menjadi perhatian penting untuk dapat membantu AUM Muhammdiyah yang masih dalam kategori miskin, bawah, hidup segan mati tak mau, maupun yang masih zero nol atau terseok-seok. Bahkan kesejahteraan warga Muhammadiyah saja pada dasarnya pun masih terjadi kesenjangan dan pra sejahtera, padahal Muhammadiyah secara organisasi dinilai ormas islam terkaya, termaju dan terdepan. Akan tetapi kesejahteraan warga Muhammadiyah baik sebagian guru, dosen, pegawai, staf, karyawan, dan lainnya dalam kategori kemiskinan serta kesenjangan. Pada intinya harus ada perhatian khusus dan tentunya antara Muhammadiyah Ekologis Survivor dengan Muhammadiyah Prospektor Miner ini saling mengisi dan sepasang yang penuh cinta bukan benci agar mewujudkan keseimbangan nantinya. Muhammadiyah tetap peduli secara konkret terhadap ekologi lingkungan, alam dan iklim juga sekaligus peduli dengan nyata terhadap tambang, bisnis dan ekonomi. Ini hal yang tidak mudah tapi tetap harus menjadi solusi kehidupan Muhammadiyah terhadap warganya demi menciptakan kesejahteraan dan juga melindungi alam semesta dengan jalan dakwah islam yang berkeadilan di tangan Muhammadiyah yang berkemajuan.
Oleh : As’ad Bukhari, S.Sos., MA
(Analis Intelektual Muhammadiyah Islam Berkemajuan)