RAGAM  

Konsep Tentang Panduan Adab Politik Yang Berkemajuan

Ilustrasi : mohamed Hassan dari Pixabay

Oleh : As’ad Bukhari, S.Sos., MA.
(Analis Kajian Islam, Pembangunan dan Kebijakan Publik)

WARTAMU.ID – Melihat fenomena demokrasi Indonesia mengalami rendah kualitas, yang artinya tidak lagi berlandaskan nilai dan keadaban melainkan berlandaskan proyek dan keuntungan. Belaku bagi semua kalangan, tidak lagi hanya tertuju pada politisi melainkan pejabat publik melalui kendaraan politik, agamawan, akademisi, aktivis, cendekiawan, tokoh masyarakat, rakyat awam dan lintas profesi. Ketika masuk event demokrasi maka semua bisa menjadi ahli politik sesuai kadar kemampuan dan kadar pemahamannya masing-masing. Kepedulian terhadap aspek politik selalu mempengaruhi aspek lain khususnya agama, sosial, budaya, seni, pendidikan, kesehatan dan olahraga. Sehingga semuanya bisa dipolitisasi baik secara aturan maupun secara penyimpangan. Semua berebut lahan strategis demia eksistensi dan kehormatan secara sosial dan pengakuan jabatan. Hanya saja politik dapat merusak tatanan kehidupan secara etika, norma, moral, spritual, kaidah, hukum, dan ajaran keagamaan yang diakibatkan pemahaman politik yang sangat liberal-ekstrim, sekuler-pragmatis, komunis-fasis, teologis-radikalis. Sehingga situasi politik berdemokrasi bagaikan kehidupan rimba yang kuat akan menang yang lemah akan tertindas, yang besar koalisi mudah melakukan penyimpangan yang aliansi koalisi kecil terkena kriminalisasi begitu seterusnya.

Demokrasi yang secara simplikasi ialah merupakan kesepakatan dan hasil musyawarah bersama untuk memutuskan suatu arah kebijakan serta aturan agar sama-sama ditaati sekalugis dijunjung tinggi. Namun menjadi situasi yang sangat ironis bagi kehidupan kebangsaan secara realitas dan fakta di lapangan. Keberagaman cara pandang politik dalam metode, pendekatan, implememtasi dan nilai menjadikan sistem tidak berjalan dengan baik seolah terjadi kontradiksi, resistensi dan konfrontasi yang sangat tajam. Sehingga aspek politik dari jajaran elit teratas dari berbagai elemen profesi maupun sampai pada akar rumput masyarakat terbawah yang awam dan terendah sejatinya sama, yakni perdebatan, perselisihan, pembenaran, pembantahan dan penyerangan opini serta argumentasi terus berlangsung hari demi hari. Hanya saja berbeda ruang dan waktu, berbeda tipologi dan metodologi, berbeda pemahaman dan pemikiran, berbeda kepentingan dan keinginan dan perbedaan lainnya yang menyesuaikan dengan lingkungan masing-masing. Realitas kontemporer memperlihatkan bahwa semua pimpinan negeri baik pemerintahan, swasta, organisi kemasyarakatan dan sebagainya ada nilai kemunduran yang terus tertanam.

Panduan adab politik berkemajuan ialah sebuah harapan di era teknologi dan revolusi industri melalui sebuah konsepsi sederhana dengan kembali pada panduan adab secara moralitas dan integritas kebangsaan. Panduan adab itu tentunya yang mengarahkan kepada politik berkemajuan, artinya sangat jauh nuansa korupsi, kolusi, nepotisme maupun intervensi sekaligus intimidasi. Hukum selalu ditegakkan tanpa memandang bulu baik secara personal, kekeluargaan dan kekerabatan atau keakraban. Sehingga tidak ada lagi model tajam ke bawah dan tumpul ke atas, karena nilai politik berkemajuan salah satunya tentu menegakkan keadilan seadil-adilnya atas nama hukum, undang-undang dan nilai ketuhanan. Politik berkemajuan juga akan membawa para politisi dan pejabat publik melalui kendaraan partai politik yang menjadi bagian pemerintahan agar mengedepankan adab, teladan, retorika, narasi, sikap, pandangan dan pola pikir yang progresif, produktif, proaktif, dan persuasif terhadap semua kelompok serta golongan manapun. Jangan menjadikan dirinya sebagai pengadu domba yang melakukan diskriminasi politis kepada siapapun sekalipun terhadap pihak yang bersebrangan, sebab nilai perikemanusiaan dan perikeadilan sangat tinggi diatas nilai kekuasaan politik sekalipun. Dengan panduan adab, maka politik berkemajuan dapat diimplementasikan dalam realitas kehidupan berdemokrasi.

Penerapan panduan adab secara politik tentu melihat dari aturan hukum perundang-undangan, norma agama, konstitusional, etika dan moralitas kebangsaan. Adab yang baik ialah harapan semuanya sehingga dapat membangun sinergitas yang baik di seluruh komponen dan elemen yang ada. Jangam sampai menjadi niradab, amoral, nirmoral dan nirintelektual kebangsaan yang berkemajuan dalam membangun negeri berlandaskan ketuhanan. Seringkali narasi, opoini dan argumentasi para politisi dan pejabat tidak pernah mencerminkan keadaban di dalam masyarakat, sehingga selalu membangun isu yang tidak substabsial hingga mengarah pada program-program dan proyek-proyek remeh temeh tidak penuh esensi dan substansi bagi negara. Sehingga yang terbawa bukan lagi bangsa progresif melainkan bangsa yang destruktif dan payektif. Hal tersebut mungkin karena edukasi politik pada masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah masih rendah, sehingga dimanfatakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung untuk mendapatkan kepentingan dan keuntungan secara politik. Bangss yang berkemajuan tentu diisi oleh warganya yang menjunjung tinggi adab kemanusiaan dan adab moralitas sesuai dengan panduan sekaligus pedoman yang telah diputuskan secara bersama. Justru bukan selalu mencari celah dan posisi peyimpangan maupun kesewangan dengan dalih sesuai hukum. Sebab bagaimanapun politik berkemajuan harus ditegakkan dan diterapkan dengan sebaik-baiknya.

Tentu panduan adab politik berkemajuan harus dirumuskan secara bersama-sama sesuai dengan nilai agama, sosial, budaya dan hukum. Agar semua rakyat indonesia berpegang pada nilai keadaban yang tinggi apapun latar belakang profesinya, pendidikannya, agamanya, sukunya, dan keragaman lainnya. Hal itu demi memajukan bangsa dan negara sesuai nilai keadaban bukan nilai kebebasan liberasi bukan pula nilai keuntungan materialistik semata. Namun bukan berarti menafikan kemajuan dunia secara internasional lintas benua, melainkan membangun kemajuan dengan integritas dan moralitas kebangsaan, kegamaan dan keberanekaragaman Indonesia. Semua kembali kepada individu masing-masing agar terus meningkatkan kesadaran, kepedulian, dan keikhlasan dalam mebenahi diri demi mewujudkan nilai keadaban yang berkamjuan. Karena dengan adablah negara akan terhormat, dengan morallah negara akan maju, dengan etikalah negara akan damai, dengan akhlaklah negara akan berperikemanusiaan. Sehingga politik yang terbangun ialah politik progresif yang membawa arah baru kemajuan demokrasi ke depan nantinya.