Muhammadiyah Mencerahkan Manusia

Ilustrasi Dok Foto Istimewa

WARTAMU.ID, Humaniora – Melihat Muhammadiyah tidak hanya terletak pada personal Individu semata, tapi lihatlah sebagai sebuah paradigma hidup islami yang membawa kepada kemaslahatan. Jika melihat pada personal Individu tertentu, kemudian besat hanya ada 2 sikap yakni mencintai sepenuh hati dan atau membenci sepenuh hati yang dikarenakan melihat pada personalianya bukan melihat persyarikatannya. Sebagai sebuah organisasi islam, tentu tidak akan akan pernah ada ideologi dan prinsip buruk yang dituliskan, sebab yang dicari adalah keberkahan hidup yang menyelamatkan manusia. Manusia itu hanya berharap dengan penuh ketergantungan itu kepada Allah semata, jika berharap pada manusia tentu tempat nya rasa kecewa. Muhammadiyah memiliki sistem manajemen yang mengelola segala sumber daya di dalamnya dan hal itu untuk memudahkan arah, lahkah, jalur, alur, rel dan baris yang tertata dalam perspektif kemuhammadiyahan. Antara kepentingan persyarikatan dan kepentingan pribadi harus bisa dipisahkan untuk mempermudah jalan keselamatan sebagai gerakan Islam berbasis pada pedoman ilahiyah.

Kehidupan yang semakin modern dan penuh kemajuan lagi kemudahan, ternyata juga masih banyak realitas manusia yang tidak mendapatkan pencerahan hati, pencerahan pikiran dan pencerahan rohani dalam hidupnya. Adapula yang dulunya maupun tadinya telah beragama, justru jatuh ke Jurang kesesatan baik yang disengaja maupun tidak disengaja akibat jiwa iblis lebih menyatu dalam dirinya. Manusia memang tempat nya salah, khilaf dan dosa serta selalu melakukan kesalahan yang sama bahkan berulang kali tanpa kesadaran. Akan tetapi bukan pula tidak memperbaiki diri, namun harus terus evaluasi diri, muhasabah diri dan koreksi diri sebagai bentuk pertanggungjawaban atas diri sendiri. Bermuhammadiyah merupakan jalan pilihan yang dapat membuat insan lebih manusiawi, lebih dekat dengan pencipta dan lebih sadar organisasi yang bergerak dalam barisan wadah yang tertata rapi. Hal itu untuk mencegah sikap egoisme dan arogansi Individu yang nantinya harus disandarkan pada keputusan organisasi melalui mekanisme musyawarah mufakat tentunya. Yang jelas menjadi manusia baik saja tidak cukup, akan tetapi menjadi manusia baik yang berorganisasi islam agar dapat belajar dari berbagai lintas apseka Kehidupan yang lebih luas.

Muhammadiyah mencerahkan manusia dan juga memanusiakan manusia dengan dakwah islam yang berkemajuan menuju kepada ajaran Allah dan Rasul Nya. Organisasi islam berbasis agama tentu lebih mengutamakan kalam ilahi ketimbang kalam pribadi, dan membawa misi mencerahkan umat manusia agar hidup nya di dunia lebih berarti. Kehidupan modernis bukan berarti semua hal itu alam kebaikan dan ketakwaan, sebab di dalam kemoderenan pun kerap kali manusia banyak menjadi atheis dan agnostik, sekuleris dan sinkretis, serta liberalis dan komunis. Tuhan, agama dan kitab suci kadang dijadikan alat pembenaran, kadang dijadikan alat permusuhan dan kadang pula dijadikan alat penyesatan oleh manusia biadab lagi tak bermoral. Sehingga Muhammadiyah mencerahkan manusia agar tidak jatuh dalam kesesatan yang nyata, kebodohan yang ada, kemiskinan yang merajalela dan kerusakan yang begitu luasnya. Tugas mencerahkan manusia itu tak pernah berhenti, karena manusia lebih mudah dan banyak dalam kegelapan sekali pun mahal menghabiskan harta benda yang dimiliki.

Ternyata mencerahkan manusia pun tidaklah mudah, apalagi bila yang bersangkutan termasuk golongan orang besar, punya kuasa, kedudukan tinggi, kekayaan berlimpah dan sebagainya tapi justru manusia dalam kegelapan. Belum lagi maraknya bisnis ilegal yang merusak tatanan kehidupan dan agama seperti judi, miras, pelacuran, narkoba, serta lainnya. Kondisi permasalahan hidup yang normal saja bisa menjadi beban berat kehidupan, apalagi ditambah penyakit sosial yang merajalela membuat manusia tidak tercerah memainkan justru tersesatkan oleh lingkungan. Mencerahkan manusia dalam lingkungan kebaikan saja masih ada kekurangan dan kesulitan, apalagi mencerahkan manusia dalam lingkungan kejahatan, keburukan, kemaksiatan, kezoliman serta kerusakan lainnya. Yang jelas Muhammadiyah mencerahkan manusia agar kembali pulang kepada jalan Tuhan itu lah yang terus digalakkan.

Muhammadiyah mencerahkan manusia bukan bermaksud menonjolkan paling sempurna bagaikan manusia setengah malaikat atau manusia setengah dewa, namun sebagai bentuk jalan dakwah berjamaah agar bersamaan menuju surga Nya. Tidak ada yang tahu qadarullah apa nyang akan terjadi, tapi manusia masih bisa berusah, berencana dan berdoa meminta keselamatan untuk mendapatkan pencerahan hidup. Mencerahkan hidup umat manusia itu laksana lentera yang memberikan cahaya dalam kegelapan, bagaikan sang surya yang menyinari dunia dan seperti bintang menghiasi malam. Jadilah sang pencerah umat manusia seperti halnya meneruskan perjuangan Kiyai Ahmad Dahlan sebagai Sang Pencerah di tanah nusantara dengan gerakan organisasi persyarikatan Muhammadiyah ini. Karena pada dasarnya manusia itu saling membutuhkan dan saling menasihati dalam kebenaran maupun dalam kesabaran.

Oleh : As’ad Bukhari, S.Sos., MA
(Analis Intelektual Muhammadiyah Islam Berkemajuan)