WARTAMU.ID, Sidoarjo (Jatim) – Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Sidoarjo ambil sikap, terkait ungkapan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali terkait adanya bunker di salah satu masjid di Sedati, Sidoarjo. Akhirnya dilaporkan ke Polda Jatim, Jumat, 25/2/2022.
Ungkapan yang dinilai menyesatkan, yang diungkapkan oleh Gus Muhdlor (sapaan akrab Bupati Sidoarjo) dengan dugaan tindak pidana menyiarkan kabar atau pemberitahuan bohong, yang diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Peraturan Hukum Pidana Pasal 14 ayat 1-2 dan Pasal 15.
Tidak hanya melaporkan, aksi turun kejalan PDPM Sidoarjo dan ratusan kader Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sidoarjo mendatangi Polda Jatim dengan menggelar orasi di Mapolda Jatim.
Ketua PDPM Sidoarjo Adit Hananta Utama mengatakan, bahwa laporan yang disampaikan ini, sebagai upaya Pemuda Muhammadiyah dalam menegakkan kebenaran. Sebab, apa yang disampaikan Gus Muhdlor dinilai menyesatkan.
“Apa yang disampaikan Gus Muhdlor kita tindak lanjuti sebagai penyesatan pembohongan publik. Ini sudah menyebarkan informasi hoax yang harus kita sikapi dengan mengambil langkah hukum,” kata Adit Hananta Utama, saat di SPKT Polda Jatim, Jumat (25/2/2022)
Langkah yang diambil bersama IMM Sidoarjo ini sebagai bentuk pengingat bahwa narasi yang dibangun Bupati Sidoarjo yakni adanya bungker senjata di salah satu masjid di wilayah Kecamatan Sedati. Itu adalah satu penyesatan informasi.
“Bahasa itu adalah suatu kebohongan yang luar biasa karena setelah ditelusuri di masjid-masjid maupun setelah diklarifikasi di Bakesbangpol Sidoarjo dan kajian dari data itu tidak benar adanya,” ungkapnya.
Pada dasarnya mereka sepakat dengan narasi menolak berkembangnya radikalisme di Sidoarjo dan Indonesia.
“Kita sama-sama tidak sepakat dengan radikalisme dan kita sepakat bahwa NKRI adalah harga mati,” ujar Adit.
Lebih jauh dia menjelaskan, hal yang kedua yang sudah sangat menyakitkan, adalah pernyataan Gus Mudlor terkait berkembangnya radikalisme. Itu ada di dua tempat, yakni di masjid dan kampus.
“Pernyataan itu ada di dalam video yang disampaikan Gus Mudlor ini sungguh menjadi tuduhan yang luar biasa bagi kami umat Islam, karena masjid adalah simbol umat Islam tempat kita beribadah,” ujarnya.
Pada dasarnya mereka sepakat dengan narasi menolak berkembangnya radikalisme di Sidoarjo dan Indonesia.
“Kita sama-sama tidak sepakat dengan radikalisme dan kita sepakat bahwa NKRI adalah harga mati,” ujar Adit.
Lebih jauh dia menjelaskan, hal yang kedua yang sudah sangat menyakitkan, adalah pernyataan Gus Mudlor terkait berkembang radikalisme. Itu ada di dua tempat, yakni di masjid dan kampus.
“Pernyataan itu ada di dalam video yang disampaikan Gus Mudlor ini sungguh menjadi tuduhan yang luar biasa bagi kami umat Islam, karena masjid adalah simbol umat Islam tempat kita beribadah,” ujarnya.
Mereka menilai ucapan Bupati Sidoarjo adalah Hoax, yang menyatakan bahwa di dalam masjid yang ada di Kecamatan Sedati terdapat bunker senjata.