Amal Usaha Muhammadiyahnya Pun Terjaga, Apalagi Indonesia

Ilustrasi

WARTAMU.ID, Humaniora – Miris jika melihat gaya hidup para pejabat pemerintahan yang suka dengan pamer kemewahan, kekayaan dan kekuasaan yang dimiliki. Seakan negara ini sudah menjadi hak milik pribadi dalam sektor jabatan yang dipegang, sehingga tidak lagi punya rasa malu atau bersalah dengan seluruh rakyat Indonesia khsusnya rakyat kecil ke bawah. Hal ini bukanlah contoh teladan yang harus diikuti apalagi bagi seluruh warga Muhammadiyah yang berpandangan pada ajaran syariat Islam. Diberikan amanah besar itu agar dijaga dengan tanggung jawab serta kemampuan skill profesional untuk mewujudkan cita-cita kesejahteraan dan bukan justru malah ditilep, dimakan, dihembat dan dikorupsi. Pamer kekayaannya pun memberikan kesan turunan pada keluarga, sehingga suami, istri, anak, dab lainnya ikut berbangga dengan harta yang dimiliki dari jalan yang tidak halal. Ini menajdi contoh buruk dalam memilih atau mengembangkan sumber daya manusia di lingkungan pejabat pemerintahan dari semua hirarki atau turunan struktur nya.

Bukan bermaksud untuk menampakkan kesombongan ataupun riya kepada siapapun terhadap keikhlasan persyarikatan Muhammadiyah. Amal usaha Muhammadiyah yang sampai saat ini terjaga dengan baik dan bahkan akan terus bertambah lagi berkembang damai proses pembangunan-pembangunan. Tentu dengan Amal Usaha Muhammadiyah itu merupakan bukti konkret sebagai bentuk kontribusi membangun Indonesia berkemajuan dan berkelanjutan. Jika saja negara memberikan posri amanah bagi Muhammadiyah untuk menjadikan langsung warganya yang kompeten menjadi pegawai atau pejabat pemerintahan, tentu akan dijaga dengan sebaik-baiknya selama ia memang berpegang teguh pada Muhammadiyah dengan ajaran Islam yang benar. Maka Indonesia akan jauh lebih baik terhindar dari segala bentuk praktik yang merugikan negara apalagi sampai menilep anggaran kas negara. Ini menjadi perhatian bahkan juga menjadi tugas penting untuk segara membenahi dengan cara merevitalisasi instansi negara yang kerap kali merugikan bangsa Indonesia.

Amal Usaha Muhammadiyah saja terjaga dengan baik dan Insya Allah terhindar sari segala sindikat, korupsi, gelamor, pencucian uang dan lain sebagainya. Uang-uang kotor, haram, syubhat atau riba itu hendaknya dikembalikan saja pada tempatnya atau jika memungkinkan kepada lembaga Amal atau amil yang akuntable dan bersih dalam penyalurannya sehingga tepat sasaran yang sudah ditentukan oleh syariat. Jika negeri ini ingin diberkahi dan selalu diberikan kesejahteraan, kemakmuran dan kemaslahatan yang besar lagi berlimpah, maka jadilah manusia yang berakhlakul karimah apalagi sebagai pejabat negara atau pemerintahan, yang secara sosial menjadi tokoh masyarakat terpandang dan terhormat karena amanah jabatan itu. Sebab dunia ini hanyalah sementara, kekayaan yang dicari dengan jalan tidak halal tidak akan dibawa mati karena kehidupan akhirat lah selamanya.

Sebagai warga persyarikatan Muhammadiyah yang patuh dan taat terhadap ideologi, matan kepribadian, khittah, himpunan putusan tarjih dan sebagainya menjadi pedoman dan panduan hidup. Tentu Al Qur’an dan As Sunnah adalah pedoman utama yang harus dan wajib dipegang oleh kaum muslimin. Amal Usaha Muhammadiyah itu memang beragam proses dinamikanya, ada yang masih tahap membangun, ada yang sudah tahap mengembangkan, ada yang tahap membesarkan dan ada pula yang sudah pada tahap melebarkan sayapnya atau memperluas sehingga memperbanyak amal usaha Muhammadiyah. Memang masih ada pula sedikit proses yang mungkin ada berjalan sendiri-sendiri dikarenakan faktor kurang komunikasi dengan pimpinan atau karena sistem dinasti keluarga atau juga karena pengaruh pelopor penguasa yang itu juga masih dalam ranah wajar dengan cara selalu mufakat serta terus berrmusyawarah menemukan titik temu demi kemaslahatan bermuhammadiyah.

Sebagai warga Muhammadiyah yang menjadi pejabat pemerintahan atau negara, anggota dewan atau senator, kepada daerah, pemimpin negara, komandan, CEO, owner, dan lain sebagainya jadilah serta teruslah menjadi manusia yang siddiq, amanah, fatonah dan tabligh merujuk pada kepribadian Muhammad Rasulullah Saw. Itulah organisasi ini dinamakan Muhammadiyah karena para pendiri terhadap K.H. Ahmad Dahlan sangat meneladani Rasulullah Saw sampai pada tahap dipraktekkan dan diamalkan dalam realitas kehidupan yang nyata. Apalagi bagi yang berada di amal usaha Muhammadiyah agar terus menjaga akhlak, sikap, perilaku sehingga tetap amanah lagi bertanggung jawab dalam mengemban tugas di lingkungan amal usaha Muhammadiyah. Hal itu merupakan bekal kebaikan demi keselamatan hidup di dunia dan di akhirat tentunya. Sehingga kerja tidak asal kerja dan tidak hanya sekedar bekerja, melainkan juga bekerja sambil beribadah dan juga sekaligus beramal soleh dengan posisi pekerjaan atau jabatan yang diemban atau dipegang. Dengan demikian harapan hidup lebih baik dan terwujudnya kesejahteraan, keadilan, keselamatan dan kemaslahatan bagi seluruh rakyat dan ummat yang berada di Indonesia. Perbaiki terus niat dan jangan sampai hawa nafsu dan bisikan setan terhadap kemewahan dunia dapat melalaikan setia menjerumuskan ke jalan kesesatan dalam kehidupan yang penuh dengan muslihat lagi tipu daya.

Oleh : As’ad Bukhari, S.sos., MA.
(Analis Kajian Dinamika Kehidupan Muhammadiyah)