WARTAMU.ID, Humaniora – Setelah melewati masa kejayaan generasi baby boomers, kemudian generasi X, lalu generasi Y atau milenial, kini masuk masa gelembungnya generasi Z atau stroberi yang juga mulai masuk kelahiran generasi alpha dan selanjutnya generasi bheta. Fokus pembahasan nya adalah generasi Z yang juga merupakan generasi Stroberi ini berada pada 3 bentuk yakni pertama gen Z masa transisi dari generasi milenial masih era media massa maupun televisi, kedua gen Z masa dunia internet awal mula, ketiga gen Z era digital sosial media. Generasi Z memiliki kecenderungan mental health yang mudah bosan namun cepat beradaptasi juga belajar secara kreatif. Generasi ini akan siap nantinya melanjutkan generasi milenial, meskipun dalam beberapa hal tertentu sudah ada yang telah melampaui bahkan mampu memimpin generasi X, dan gen X akan memasuki fase pensiun ke baby boomers serta yang gen baby akan mulai habis berguguran dalam kematian secara fase normalnya.
Dalam sebuah organisasi Islam, pentingnya merawat dan mengurus generasi itu merupakan bagian dari tema kaderisasi, pengkaderan, dan juga penerus estafet kepemimpinan tentunya. Muhammadiuyah sebagai ormas Islam telah memiliki wadahnya dalam ortom yakni bagian dari Pemuda-Pemudi generasi milenial umumnya di Pemuda Muhammadiyah atau Nasyiyatul Aisyiyah bahkan sebagian sudah masuk persyarikatan Muhammadiyah atau Aisyiyah atau ortom lain atau lembaga Muhammadiyah lain. Kemudian untuk kalangan mahasiswa ada IMM juga pelajar ada IPM yang kini merupakan dominasi generasi Z, bahkan sebagian pun ada yang telah mausuk di pemuda atau nasiyah atau bahkan persyarikatan. Dalam proses kaderisasi secara formal Muhammadiyah pada generasi X dan Z ini tidak selalu ideal, sebab kaderisasi pun dapat terjadi bila tidak pernah menapaki ortom tersebut melainkan jalur kaderisasi lain seperti AUM, biologis, alumni Baitul Arqam, program pelatihan Muhammadiyah maupun afiliasi nya. Pada intinya Muhammadiyah tetap terus merawat semua generasinya.
Generasi stroberi Muhammadiyah adalah calon penerus estafet kepemimpinan yang berada di tengah era digital, sosial media, dan era serba klik, qris, like, share, subscribe dan seterusnya. Dinamakan generasi stroberi karena terlihat seperti buah yang cerah dan nikmat, namun sangat mudah lembek bahkan cepat membusuk bila tak mampu merawatnya. Generasi stroberi Muhammadiyah umumnya merupakan generasi Z dengan 2 model karakter yakni pertama aktif bersosial media namun mudah emosional dan kedua aktif berorganisasi namun mudah bosanan. Generasi stroberi atau kadang disebut juga Genzi ini, berada pada ruang yang serba mudah, cepat, instan, dan penuh kreativitas dengan segala perangkat yang ada. Kecenderungan generasi stroberi Muhammadiyah ialah tidak mau ikutan berlarut-larut terbawa arus dari generasi X Muhammadiyah versus kontra generasi Y Muhammadiyah yang cenderung saling tarik menarik mencari panggung eksistensinya masing-masing. Genzi yang emosional berada pada posisi diluar arena melihat fenomena Gen X reaksional dan Gen Y kosenptual bertarung ide, gagasan, pemikiran juga kontestasi pengaruh bermuhammadiyah.
Untuk memahami generasi stroberi Muhammadiyah ini sebenarnya secara identik kembali seperti mendekati generasi baby boomers Muhammadiyah secara pola pikirnya yang sama, meskipun perbedaan lainnya jauh lebih banyak. Genzi stroberi ini harus diberikan ruang ekspresi yang banyak, beragam, fleksibel, dan juga selang seling untuk bisa mempertahankan kinerjanya atau pun eksistensinya. Dalam hal ini tentu berbeda dengan generasi X atau generasi milenial yang juga disebut generasi sandwich penuh beban dan cukup fokus 1 tujuan secara konsisten tanpa harus berpindah-pindah, pilah-pilah, maupun berogonta ganti profesi. Antara genzi dan generasi milenial masih bisa kompromi secara fleksibel ketimbang generasi milenial dengan generasi X yang sulit berkompromi karena sibuk berkompetisi saja, jika pun generasi X dan Y kompromi lebih kepada model profesional ataupun kepentingan yang pragmatis. Walaupun generasi stroberi kesehatan mental lemah, tapi kelebihan lainnya adalah genzi dapat menjembatani pertarungan gen X dan Y agar lebih mencair, lunak, membaur juga dapat menjalankan misi bersama. Itulah generasi stroberi termasuk genzi Muhammadiyah yang di satu sisi kreatif tapi mudah bosan, lelah dan mager tapi disisi lain sangat cepat, elastis dan mencairkan suasana.
Para generasi stroberi Muhammadiyah merupakan aset pemimpin yang akan meneruskan segala aset Muhammadiyah tentu nya, sehingga perlu memupuk mentalnya agar lebih sehat, jiwa yang kuat dan bisa konsisten dengan kelebihan nya yang kreatif, cekatan, paham digital, fleksibilitas tinggi serta meneruskan langkah persyarikatan Muhammadiyah. Hanya saja kendala peluang dan tantangan generasi stroberi Muhammadiyah adalah lapangan pekerjaan yang terbatas, lingkungan yang toxic, berorganisasi tapi penuh drama yang membosankan, ketidakjelasan karir, pendapatan yang tak sesuai, kesehatan mental yang rapuh, dan lainnya menjadi perhatian penting bagi Muhammadiyah untuk merasa para genzi, generasi Z atau generasi stroberi nya agar jadi stroberi yang premium eksklusif tapi juga punya kepedulian terhadap sesama atau siapapun. Jadilah generasi stroberi seperti kisahnya Ali bin Abi Thalib yang muda tapi cerdas, zaid bin Tsabit yang sistematis tercatat, seperti Al Fatih muda tapi mampu menaklukkan Konstantinopel timur, dan sejarah generasi Islam lainnya di kalangan remaja atau muda sebagai pelajaran penting bagi generasi stroberi Muhammadiyah dalam berorganisasi tentunya. Tetap kuatkan mentalnya juga, serta jadilah genzi yang bisa menyatukan gen X dan gen Y agar tidak berlarut-larut dalam persaingan atau perdebatan apapun itu ketika bermuhammadiyah. Semoga para generasi stroberi Muhammadiyah mendapatkan jalan terbaik untuk menggapai cita-citanya, keinginan nya dan juga semua harapan nya baik diluar apalagi di Muhammadiyah sebagai kendaraan organisasinya dalam memupuk mental kepemimpinan yang kuat lagi sehat.
Oleh : As’ad Bukhari, S.Sos., MA
(Analis Intelektual Muhammadiyah Islam Berkemajuan)